Axelsen bisa unggul cepat 6-2 atas Jonatan pada awal gim pertama.
Axelsen terus menciptakan Jonatan dalam kesusahan. Tekanan yang terus ia berikan menciptakan Jonatan sulit menyebarkan permainan.
Axelsen pun dengan mudah mendulang poin demi poin. Setelah sempat unggul 9-3, Axelsen menutup interval gim pertama dengan skor 11-4.
Dominasi Axelsen masih terjadi setelah interval. Pukulan kombinasi dan smes Axelsen menciptakan Jonatan pontang-panting.
Axelsen pun mampu unggul 14-5 atas Jonatan. Kemudian salah pengamatan yang dilakukan oleh Jonatan membuat Axelsen menambahmargin kelebihan menjadi 10 poin dalam kedudukan 15-5.
Axelsen lalu mampu menutup gim pertama dengan keunggulan poin signifikan 21-6.
Axelsen sukses unggul cepat 4-1 atas Jonatan pada awal gim kedua. Namun permainan tabah yang ditampilkan Jonatan bisa menciptakan Axelsen kesusahan.
Jonatan perlahan bisa merebut poin dan memperkecil ketertinggalan menjadi 5-6. Hanya saja suasana itu tidak berjalan usang karena Axelsen bisa kembali mengatur situasi dan menutup interval gim pertama dengan skor 11-7.
Jonatan sesungguhnya bisa memperlihatkan perlawanan sengit setelah interval. Namun Axelsen tetap terlalu handal dan menutup gim kedua dengan skor 21-12.
(jal)