Larangan ini dikeluarkan sebagai imbas lonjakan perkara covid-19 di Tiongkok.
“Saat ini, kami mencegah perjalanan yang tidak penting ke China. Alasannya adalah puncak nanah covid dan metode kesehatan dan kewalahan,” kata Kementerian Luar Negeri Jerman di Twitter, dikutip Sabtu, 7 Januari 2023.
Pekan ini, Uni Eropa sungguh mendorong 27 negara anggotanya untuk melakukan tes covid-19 terhadap pelaku perjalanan dari China. Tes acak pun diminta diberlakukan dikala kedatangan.
Seperti dilaporkan AFP, beberapa negara Uni Eropa seperti Jerman, Prancis, Italia dan Spanyol telah memberlakukan patokan tes covid bagi turis yang tiba dari Asia. Kemudian untuk negara non-Eropa, Amerika Serikat dan Jepang juga sudah melakukan tindakan serupa.
Saat ini China tengah menghadapi lonjakan masalah covid-19 buntut pencabutan kebijakan ketat zero covid bulan kemudian. Pasien yang mayoritas lansia pun membanjiri rumah sakit.
China seolah menyembunyikan angka masalah dan angka maut niscaya akhir covid-19. Namun tamat Desember 2022, dilaporkan ada lebih dari 7.000 nanah baru dan satu kematian. Hanya saja, angka ini berbeda dengan realita di lapangan.
Beberapa media gila tergolong CNN, Financial Times dan Bloomberg, menuliskan selama 20 hari pertama pandemi, setidaknya ada 250 juta masyarakat China yang disangka terinfeksi.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun sempat curiga China memanipulasi data ajal. Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan berkata Beijing tidak melaporkan data lengkap. Ia percaya data yang diberikan tidak mewakili angka bantu-membantu.
“Kami tak menerima data lengkap. Kami yakin jumlah dikala ini yang dirilis China kurang mewakili dampak sesungguhnya dari penyakit ini” kata , terhadap reporter Rabu, 4 Januari 2023 seperti dikutip AFP.