La Nyalla datang di Kantor PSSI, GBK Arena, Jakarta, Jumat (13/1), pada pukul 13.30 WIB. Pria yang menjabat sebagai Ketua DPD itu menyerahkan berkas pendaftaran selaku calon Ketua Umum PSSI di kantor PSSI
Tampak hadir di Kantor PSSI mendampingi La Nyalla yakni Presiden Klub Persiba Balikpapan, Gede Widiade. Selain itu ada sejumlah pendukung La Nyalla yang hadir di Kantor PSSI.
La Nyalla bukan orang gres di PSSI. Pria kelahiran 10 Mei 1959 itu terpilih selaku Ketua Umum PSSI era 2015-2019. Namun kemudian PSSI dibekukan Menpora Imam Nahrawi hingga berujung hukuman FIFA.
Kepemimpinan La Nyalla selaku Ketua Umum PSSI terjadi pada Agustus 2016 lewat KLB. Nama La Nyalla lalu sempat menjadi calon Ketua Umum PSSI pada Kongres 2019, tapi lalu dimenangi oleh Mochamad Iriawan.
“Saat itu aku mau mencalonkan diri sebagai ketua PSSI [Kongres 2019], tetapi alasannya adalah di situ ada calon ketua pak Iwan Bule, aku anggap cukup kredibel pada saat itu, akibatnya saya tidak maju,” ujar La Nyalla.
“Sekarang aku terpanggil, alasannya sudah waktunya kami menyaksikan bahwa telah waktunya aku mesti membayar utang aku, yang dahulu aku diberi amanah oleh anggota PSSI para voter dari 94 itulah balasannya aku sekarang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI,” sambung La Nyalla perihal argumentasi mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI.
La Nyalla mengaku baru mendapat dua suara, dari Pengprov PSSI Jawa Timur dan Persela Lamongan.
“Saya dari voter cuma dua, dari Jawa Timur sama Persela. Tapi ingat, soal derma itu hanya untuk mencalonkan diri sebagai ketua lazim PSSI, mencalonkan. Bukan derma itu berarti bahwa itu sudah mendapatkan opsi dari voter,” ucap La Nyalla.
(ikw/rhr)