Melansir Reuters, agresi jual saham terjadi sehabis produsen iPhone tersebut menjadi perusahaan pertama yang meraih tonggak kapitalisasi pasar US$3 triliun.
Saham Apple turun 3,7 persen ke level US$125,07 sehabis Analis Exane BNP Paribas Jerome Ramel menurunkan peringkat perusahaan dari ‘unggul’ menjadi ‘netral’Â dan memangkas sasaran harganya dari dari US$180 menjadi US$140.
Ramel juga memangkas target pengantaran iPhone di 2023 dari 245 juta unit menjadi 224 juta unit.
Penurunan harga saham Apple menciptakan kapitalisasi pasarnya mencapai US$1,99 triliun. Dengan harga saham dikala ini, nilai perusahaan cuma di atas Microsoft Corp (MSFT.O), senilai sekitar US$1,8 triliun.
Investor juga cemas bahwa ekonomi global yang melambat dan peningkatan inflasi mampu mengganggu ajakan perangkat Apple. Perusahaan bahkan disebut telah menginformasikan penyedia untuk memproduksi lebih minim sparepart untuk ear bud, jam tangan, dan laptopnya.
Dengan kegelisahan penanam modal tentang seruan konsumen, analis rata-rata memprediksi Apple melaporkan penurunan pendapatan 1 persen pada kuartal Desember 2022. Itu akan menandai penurunan pemasukan kuartalan pertama Apple sejak kuartal Maret 2019.
“Mereka (Apple) condong condong ke konsumen perangkat konsumen kelas atas tetapi bahkan demografis itu mungkin terpengaruh oleh tingginya harga seluruhnya,” kata Kim Forrest dari Bokeh Capital Partners.