Oleksandr Khorunzhyi, sang juru bicara, juga mengatakan serangan tersebut meliputi 11 wilayah dan merusak 35 bangunan.
Seperti diberitakan AFP pada Kamis , 26 Januari 2023, serangan yang menargetkan infrastruktur energi Ukraina terjadi sekitar satu hari sehabis Jerman dan AS prospektif tank berat untuk Kyiv.
Serangan itu juga terjadi sesudah Moskow menyampaikan pengiriman tank adalah bentuk keterlibatan langsung negara-negara tersebut dalam konflik.
Sejak Oktober 2022, Rusia telah melancarkan serangan berkala terhadap infrastruktur energi di seluruh Ukraina, dengan suhu ketika ini mendekati nol derajat Celcius (32 derajat Fahrenheit).
Menteri Energi Ukraina German Galushchenko menuduh Rusia berupaya “menciptakan kegagalan sistemik dalam sistem energi Ukraina.”
Galushchenko menyampaikan situasi sungguh sulit di daerah Odessa dan Vinnytsia akhir serangan tersebut.
Kondisi tersebut dikonfirmasi DTEK selaku penyedia energi yang menyampaikan Odessa masih mengalami kondisi listrik darurat, meski Kyiv mulai stabil pada sore hari.
Serangan itu menunda kunjungan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna tiba di Odessa untuk membicarakan perlindungan dengan diplomat top Ukraina Dmytro Kuleba.
Pada Rabu , 25 Januari 2023, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Ganna Malyar menyampaikan Moskow juga mengintensifkan tekanan di sepanjang front timur, dalam pertempuran untuk Bakhmut di dekatnya.
Institut Studi Perang yang berbasis di AS mengatakan Rusia terlibat dalam “serangan yang menghancurkan di sebagian besar garis depan di Ukraina untuk membubarkan dan mengalihkan perhatian pasukan Ukraina.”
(AFP/chri)