Hal tersebut ia ceritakan ketika menghadiri perhelatan Malam Anugerah 1 Abad Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Teater Tanah Air, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Selasa , 31 Januari 2023 malam.
“Saya bahu-membahu menisbatkan diri sebagai Rais Aam darurat saja. Karena menurut aku Rais Aam itu bukan sekadar lembaga struktural tertinggi di NU,” ujar Ma’ruf Amin di depan khalayak.
Menurutnya, Rais Aam merupakan lembaga yang kedudukannya hanya mampu ditempati para pemilik kualifikasi dan tolok ukur sempurna saja.
“Saya merasa merasa belum tepat, bahkan mendekati saja tidak. Karena peran yang diemban NU itu berat, besar, dan luas. Tugas utamanya itu kerja perbaikan,” tutur eks Rais Aam PBNU itu.
Setelah Ma’ruf Amin menjadi Wakil Presiden RI yang terpilih dalam Pilpres 2019 silam, Rais Aam PBNU sekarang diduduki Miftachul Akhyar.
Dalam potensi itu, Ma’ruf juga mengutip pernyataan Hadratussyaikh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari yang mengajarkan NU untuk kerja perbaikan.
“Itu juga merupakan misi para nabi. Seperti dikatakan nabi, aku tidak menginginkan kecuali melakukan perbaikan semampu saya. Kaprikornus, langkah dan aktivitas NU harus melakukan perbaikan,” ucap mantan Ketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu.
Perbaikan itu, kata Ma’ruf Amin, mesti didasarkan pada cara berpikir yang moderat, dinamis tidak statis dan konservatif, dan menggunakan sistem sebagai landasan dasarnya.
“Yang mesti diperbaiki berdasarkan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari yaitu duduk perkara agama, kemasyarakatan, politik, sosial , ekonomi, budaya,” kata Ma’ruf.
“Namun, yang mesti diperbaiki, berdasarkan saya ialah memperbaiki umat, negara, dan dunia,” ucapnya.
Diketahui, program tersebut dihadiri banyak tokoh penting Indonesia dari mulai Presiden ke-5 RI sekaligus Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah Wahid.
Kemudian, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir, Menpan-RB Azwar Anas, dan Menag Yaqut Cholil Qoumas.
Selain itu tampak pula hadir Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, Kepala Staf Presiden Moeldoko, Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.