Jambi – Provinsi Jambi mengalami pertumbuhan ekonomi, hal ini terjadi ketika pertumbuhan terjadi tapi pada saat bersamaan kemiskinan juga bertambah.
Pandangan tersebut disampaikan oleh Dr. Noviardi Ferzi, pengamat sosial ekonomi kebijakan publik Jambi dalam review ekonominya atas data BPS tentang pertumbuhan dan kemiskinan Provinsi Jambi, Jumat kemarin, 10 Februari 2023.
Merujuk kepada data BPS pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi secara kumulatif tahun 2022 mencapai 5,13 persen. Namun, menurut Noviardi pertumbuhan tidak mengubah banyak struktur pendapatan masyarakat.
Salah satunya di saat pertumbuhan terjadi angka kemiskinan di Provinsi Jambi meningkat. Dimana, jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi naik sebanyak 4.450 orang.
Angka penduduk/orang miskin di Jambi per September 2022 sebanyak 283.820 orang. Angka tersebut naik sebanyak 4.450 orang dibandingkan Maret 2022.
“Saat pertumbuhan ekonomi terjadi, pada saat bersamaan terjadi anomali pada kemiskinan, idealnya, pertumbuhan bisa mengurangi kemiskinan, tapi ini tak terjadi di Jambi,” ujar Noviardi.
Ia menjelaskan, sebagai perbandingan provinsi di Pulau Sumatra, Jambi berada di posisi ke tujuh paling banyak penduduk miskin. Sementara untuk pertumbuhan ekonomi Jambi termasuk paling tinggi di regional Sumatra.
Menurut dia, penyebab meningkatnya angka penduduk miskin ini di antaranya, karena naiknya harga BBM dan terjadinya inflasi di Jambi.
Terjadinya anomali menurut Noviardi bisa di sisir dari sisi produksi, ketika pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 16,92 persen.
Selanjutnya, ia menyampaikan dari sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) sebesar 6,05 persen.
Dengan kata lain Noviardi mengatakan pertumbuhan ekonomi Jambi tidak ditopang pada investasi produktif dalam menciptakan usaha-usaha baru yang membuka banyak lapangan kerja masyarakat, malahan investasi di Jambi banyak yang mengerus daya saing berupa hilangnya sumber daya dan ketersediaan infrastruktur jalan seperti batu bara dan lainnya.
Reporter: Frangki Pasaribu
Discussion about this post