Sekretaris Perusahaan Petrosea, Anto Broto mengatakan, total pemasukan perusahaan pun menjadi US$329,66 juta, didukung peningkatan acara operasional di lini bisnis Rekayasa, Pengadaan & Konstruksi (EPC) dan Jasa Pertambangan.
“Pencapaian tersebut merupakan wujud positif dari optimisme perusahaan dalam mendiversifikasi acara usahanya ke sektor mineral lain dan infrastruktur melalui kapabilitas jasa pertambangan dan EPC, serta pengelolaan acara operasional yang lebih cost effective demi mencatat profit margin yang lebih tinggi,” kata Anto dalam pernyataan resmi.
Hingga final 2022, Petrosea tercatat mengantongi total nilai kesepakatan sekitar US$1,6 miliar sebagai hasil ekspansi bisnis dan taktik diversifikasi. Anto menyebut, hal itu menjadi upaya memutuskan keberlanjutan usaha Petrosea.
“Ke depannya, Petrosea akan terus melaksanakan diversifikasi usaha secara berkelanjutan, serta melakukan repositioning menjadi mine owner demi menunjukkan added value bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.
Dalam melakukan usaha, Petrosea ditegaskan berkomitmen penuh untuk mengutamakan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang bagus (GCG), aspek Environmental, Social & Governance (ESG), serta prinsip keberlanjutan,
Hal itu dijalankan dengan mempergunakan teknologi digital terkini, antara lain melalui Minerva Digital Platform yang terbukti sukses memajukan produktivitas dan efisiensi acara operasional perusahaan.
Seluruh kegiatan Petrosea tersebut didukung sarat oleh Haji Romo Nitiyudo Wachjo selaku pemilik lebih banyak didominasi saham PT Nusa Halmahera Minerals, serta PT Caraka Reksa Optima sebagai pemegang saham utama PT Petrosea Tbk.
(rea)