Batanghari – Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief menginginkan petani di daerahnya mengikuti perkembangan alam maupun data dan iklim BMKG guna mencegah potensi gagal panen. Menurut dia, iklim Indonesia saat ini tak lagi sama seperti dulu.
“Dulu jelas, bulan empat sampai bulan sembilan, kemarau. Bulan sembilan sampai bulan tiga musim hujan. Kini sudah tak jelas lagi, kapan musim hujan, kapan musim panas,” katanya dalam acara Temu Tani Tingkat Kabupaten Batanghari pada Senin, 29 Januari 2024.
Beranjak dari hal ini, petani dituntut menggunakan ilmu pengetahuan. Fadhil berujar, negara telah memberikan kuasa kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang akan terus memantau keadaan alam.
“Apakah tepat seratus persen, tidak. Tapi mendekati seratus persen. Mungkin perkiraan BMKG bulan empat hujan lagi seperti bulan satu, berarti ada kemungkinan debit air sungai naik lagi,” ujarnya.
Fakta-fakta alam seperti itu, kata Fadhil, dengan tantangan alam yang diciptakan Tuhan, maka ilmu pengetahuan petani harus bertambah terus. Bahwa semuanya berubah, manusia dan alam pun berubah.
“Siapa yang akan berhasil, tentu orang yang bisa beradaptasi dengan perubahan. Tapi kalau masih berkata kami biasanya seperti itulah, kami dari dahulu macam itulah, maka kegagalan akan datang,” ucapnya.
“Zaman buyut kami macam inilah, zaman datuk kami macam inilah, betul di zaman itu cocok ilmu itu. Karena setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya,” katanya lagi.
Ia ingin petani tak membanggakan masa lalu. Peralatan pertanian lengkap belum tentu menghasilkan produk pertanian kalau penggunaan alat tersebut tak tepat. Makanya petani harus terus mengikuti perubahan alam dan perkembangan ilmu pengetahuan.
“Mau masuk musim hujan, barulah menanam padi, tentu bakal terendam. Begitu pula sebaliknya, tiga bulan lagi musim kemarau, barulah mau menanam, tentu padi akan kering, ini yang harus kita ubah,” tuturnya.
Menurut Fadhil, petani cerdas adalah petani yang bisa memanfaatkan potensi dari Tuhan. Tak hanya itu, petani cerdas bisa mengenali potensi diri dan desanya untuk sebesar-besarnya memberikan manfaat bagi diri dan keluarganya.
“Hari ini kita berkumpul agar sama-sama memberikan informasi tentang potensi tantangan yang ada di tempat kita masing-masing,” ujarnya.
Discussion about this post