DETAIL.ID, Medan – Langkah Warren Buffett yang dikenal sebagai Si Raja Pialang Saham kelas wahid saat menarik seluruhnya sahamnya di emiten teknologi telekomunikasi di lantai bursa di Amerika Serikat (AS) mendapatkan perhatian secara global.
Diketahui bahwa dalam beberapa waktu terakhir Warren Buffett menarik sahamnya tersebut dan uang hasil penjualan saham tidak disimpan di perbankan di AS, melainkan ditarik dalam bentuk uang cash.
Menanggapi hal itu, Gunawan Benjamin selaku ekonom asal kota Medan menilai langkah Warren Buffett seakan memberikan pesan bahwa investasi untuk sementara waktu, atau untuk waktu yang belum bisa ditentukan tidak menjanjikan keuntungan.
“Terlebih keputusan itu diambil oleh seseorang yang memang menjadi kaya karena kepiawaiannya dalam berinvestasi,” ucap akademisi dari kampus Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) ini kepada DETAIL.ID pad Jumat sore, 9 Agustus 2024.
Kata dia, bagi banyak investor lainnya, keputusan Warren Buffett itu akan menjadi inpirasi untuk melakukan hal yang sama.
Menurutnya, Keputusan untuk mengurangi kepemilikan saham atau bentuk investasi lainnya, tentunya bisa dilandaskan oleh banyak hal.
“Namun yang namanya investasi itu selalu terkait dengan keuntungan yang bisa didapatkan di masa yang akan datang,” kata dia.
Berarti, sambung Gunawan, jika di masa depan investor tidak bisa mendapatkan instrumen investasi yang menjanjikan keuntungan, maka pada saat ini para investor akan melakukan berbagai upaya.
Khususnya, tuturnya lebih lanjut, untuk tidak masuk atau bahkan mengurangi portofolio dalam investasi milik investor.
“Baik yang bentuknya investasi di pasar keuangan atau di sektor rill. Jadi keputusan untuk tidak melakukan investasi ini tentunya akan menjadi gambaran bagaimana sebuah perekonomian akan bergerak di masa yang akan datang,” ucapnya.
Kemudian, kata dia, dengan memanasnya tensi geopolitik, ditambah dengan perlambatan ekonomi, bunga acuan yang masih bertahan tinggi, melemahnya belanja masyarakat, maka menarik diri dari investasi, justru merupakan indikasi bahwa ekonomi tengah berpeluang untuk masuk dalam jurang resesi.
“Terlebih dilakukan oleh seorang Warren Buffett si raja pialang saham yang setiap kebijakannya bisa mempengaruhi perilaku investor lainnya,” kata Gunawan Benjamin.
“Akan tetapi, kita juga perlu memerhatikan konteksnya. Misal, perlu diketahui di emiten saham yang mana Warren Buffett meletakkan investasi sebelumnya? Atau, di negara mana investasinya pernah tersimpan,” ucapnya.
Dengan demikian, kata Gunawan Benjamin, di saat sebelum memutuskan berinvestasi, biasanya para investor melakukan analisa secara top down atau dari atas ke bawah.
Seperti melihat bagaimana kinerja ekonomi makro, bagaimana pengelolaan kebijakan fiskal dan moneternya, lalu melihat industri mana yang masih menguntungkan.
“Baru terakhir melihat kinerja perusahaan atau instrumen apa yang pas untuk diinvestasikan. Jika semua tahapan ini sudah dilakukan namun keputusannya adalah lebih memilih uang cash,” kata dia.
“Sebaiknya memang para investor harus waspada dengan situasi ekonomi yang akan terjadi masa yang akan datang,” tutur Gunawan Benjamin selaku ekonom.
Reporter: Heno
Discussion about this post