DETAIL.ID, Jambi – Wakil Ketua II DPRD Provinsi Jambi, Pinto Jayanegara tak henti-henti jadi sorotan. Belum lama berselang usai permasalahannya dengan mantan staf-nya viral di media sosial dan berujung pada laporan polisi. Pinto kembali jadi sorotan setelah menggeser salah satu tenaga ahlinya, baru-baru ini.
Dia sebagai Wakil Ketua II DPRD Provinsi Jambi dari Fraksi Golkar itu menggeser tenaga ahlinya yakni Yendriyaldi dengan sosok kader muda berbendera Partai Nasdem Aang Budi Setia. Aang sendiri merupakan salah satu kuasa hukum yang menangani kasus Pinto setelah dilaporkan di Polda Jambi.
Kalau berdasarkan cerita Aang saat disinggung soal posisinya menjadi Tenaga Ahli Pinto yang baru, dia mengaku dapat tawaran pekerjaan tersebut langsung dari Wakil Ketua II DPRD Provinsi Jambi itu. Dia pun menerima karena menurutnya pekerjaan sebagai TA Waka DPRD dari Partai Golkar itu adalah murni bersifat profesional. Dia tak ada persoalan dengan latar belakang partai di antara mereka yang berbeda.
“Karena TA itu dari berbagai profesi seperti dosen, pensiunan PNS, pengacara dan sebagainya, terlepas terafiliasi dengan partai manapun dan tidak ada konflik kepentingan di sini melainkan murni profesionalitas. Mohon untuk dipilah informasi yang diterima.Terima kasih,” kata Aang, belum lama ini.
Awak media mencoba upaya konfirmasi terhadap Pinto Jayanegara lewat WhatsApp namun pesan terkirim hanya bertanda centang satu pada ke-2 nomor WhatsApp Pinto. Pesan konfirmasi terhadap Ketua DPD I Golkar Provinsi Jambi, Cek Endra hanya bertanda centang 2.
Beberapa orang yang pernah bekerja dengan Pinto pun tampak tak mau terlibat. Mereka dikonfirmasi via telepon seluler memilih untuk tidak merespons.
Sementara itu pengamat publik yang dikenal vokal di berbagai media massa Noviardi Ferzi menyampaikan bahwa TA atau staf merupakan fasilitas yang disediakan Sekwan untuk menunjang kinerja pimpinan DPRD.
Dalam hal ini fungsi manajerial seperti directing dan controlling mutlak diperlukan dari seorang anggota DPRD agar staf bisa bekerja dengan baik. Dalam kasus Pinto, kata Noviardi, dari sekian banyak pimpinan DPRD di Jambi yang punya staf, hanya ia yang bermasalah.
“Artinya apa? Ada sesuatu yang bermasalah dalam hal manajerial dan komunikasi beliau kepada staf. Seharusnya Pinto malu, karena ia menyandang nama besar orang tua dan marwah DPRD, masa mengelola staf saja enggak bisa. Sampai ribut tuntut menuntut,” kata Noviardi menyikapi pemberitaan DETAIL.ID sebelumnya.
Selain Noviardi, pengamat politik dari Universitas Jambi, Navarin Karim juga turut berkomentar ketika disinggung soal pilihan Pinto yang menggeser posisi staf-nya dari yang sebelumnya merupakan akademisi, menjadi praktisi hukum berbendera Nasdem.
“Pinto dari Partai Golkar, terasa aneh ambil staf dari Nasdem. Dugaan mungkin ada jalan bisa pindah ke partai NasDem. Artinya di Golkar ia sudah tidak merasa nyaman. Mudah-mudahan tidak salah,” kata Navarin Karim, kemarin.
Reporter: Juan Ambarita
Discussion about this post