Connect with us

DAERAH

Festival Kebudayaan BWCF: Kekecewaan Pegiat Budaya dan Masyarakat Sekitar Serta Klaim Pihak Terlibat

DETAIL.ID

Published

on

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon usai membuka secara resmi perhelatan BWCF. (ist)

DETAIL.ID, Jambi – Perhelatan Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) ke-13 di Jambi yang dibuka langsung oleh Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, pada Selasa lalu, 19 November 2024 disinyalir tidak sepenuhnya melibatkan para pegiat budaya lokal.

Acara yang berlangsung sedari 19 – 23 November 2024 tersebut pun kini menuai sorotan. Salah satunya Mukhtar Hadi alias Borju, pegiat cagar budaya Muarojambi tersebut mengaku pihaknya sama sekali tidak dilibatkan dalam acara yang mengusung Tema Membaca Ulang Hubungan Muarojambi, Nalanda, dan Arca-arca Sumatera tersebut.

“Iya (ga ada). Kalau saya membacanya, saya kan di Muarojambi, untuk seni budaya itu enggak ada ruang di sana (BWCF). Tidak diberikan ruang. Terus tidak juga diajak untuk bercooling up segala macam ya kan,” ujar Borju padaa Sabtu, 23 November 2024.

Selain mengaku tak diundang alias tak dilibatkan sama sekali, sosialisasi pun disinyalir tidak sampai terhadap para tokoh masyarakat serta pegiat budaya di Desa-desa penyanggah KCBN tersebut.

Festival Ekslusif BWCF di Areal Situs Candi Daerah Danau Lamo

Tak ayal, timbul kesan ekslusif dalam festival kebudayaan tersebut. Berbagai seniman dan budayawan intelektual luar Jambi didatangkan, ada beberapa yang dari mancanegara. Namun tokoh-tokoh lokal seolah diabaikan, berbanding terbalik dengan misi pengembangan kapasitas masyarakat lokal.

“Harusnya mereka juga harus membaca KCBN dengan unsur terdekatnya yakni masyarakat sekitar dan hal yang lagi urgent seperti sekarang ini yang juga perlu dibahas di forum itu. Misal keberadaan perusahaan stockpile batu bara yang berada di kawasan candi,” ujarnya.

“Jadi janggal. Mengeksklusifkan diri jadinya acara itu,” katanya.

Sama dengan Borju, Andre pengurus BPD Muara Jambi juga mengaku tak ada koordinasi dari penyelenggara kegiatan maupun pengelola KCBN yakni Balai Pelestarian Wilayah V Jambi pada pihaknya soal perhelatan BWCF ke-13.

“Dak ado, undangan pun dak ado nyampe ke kita. Jadi kita ini enggak tahu itu ngapain aja acaranya,” kata Andre.

Klaim Terbalik Dari Pihak Terlibat

Namun pengakuan Andre dan Borju, mendapat klaim terbalik dari tokoh masyarakat Desa Danau Lamo yang juga merupakan pegiat budaya dari Komunitas Mahligai Budaya, yakni Maskur.

Maskur tak menampik jika perhelatan BWCF tersebut hanya digelar di situs candi di Kawasan Danau Lamo namun ia mengaku pihaknya berperan aktif dalam bagian logistik acara. Selain itu juga terdapat keterlibatan komunitas dari Desa Muarojambi yakni Pasar Dusun Karet (Paduko).

“Kita terlibat langsung juga untuk jadi panitianya. Tapi kalau untuk peserta itu dari mahasiswa-mahasiswa. Tapi tidak nutup juga bagi teman-teman. Terbuka untuk umum,” kata Maskur.

Dari sisi perputaran ekonomi masyarakat sekitar, Maskur mengaku adanya peningkatan perekonomian, meski tidak signifikan namun ia menekankan bahwa mereka lebih kepada menjalin silaturahmi dengan sejumlah akademisi budayawan luar daerah dengan maksud adanya transfer ilmu bagi masyarakat lokal.

“Mungkin banyak yang ditampilkan. Budaya dari luar, mereka punya sastra puisi sendiri. Tapi kami di sini dituntut oleh katakanlah BPK Wilayah V Jambi ini, bahwa kalian harus belajar bagaimana mereka merepresentasikan suatu budaya menjadi seni sastra, musik,” katanya.

Dengan adanya program revitalisasi, Maskur berharap bahwa selain pengembangan kawasan, pengembangan kapasitas masyarakat sekitar situs KCBN juga dapat ditingkatkan. Sehingga masyarakat dapat merepresentasikan nilai-nilai kebudayaan yang sudah lama terkandung di KCBN hingga akhirnya bisa dipertunjukkan dan semakin memperkuat daya tarik wisatawan.

“Karna terus terang kalau kami dari beberapa desa ini yang di kawasan ini sangat minim, katakanlah untuk semacam koreo, komposer itu sangat minim apalagi mumpuni,” katanya.

Dengan event yang diselenggarakan oleh BWCF tersebut, Maskur juga berkeinginan agar kedepan warga-warga sekitar KCBN mampu membuat even kebudayaan sendiri yang mengangkat narasi kebudayaan kepada masyarakat luas.

Lalu mengapa perhelatan BWCF ke-13 di Jambi seolah hanya difokuskan di areal Situs Candi daerah Danau Lamo? Dan hanya segelintir pihak masyarakat yang dilibatkan? Soal ini Maskur tak ada berkomentar.

Isu ekslusif BWCF ke-13 tanpa keterlibatan penuh masyarakat sekitar desa-desa penyangga pun masih menyisakan tanya dan kesan setengah hati dalam pemberdayaan masyarakat sekitar dalam ajang skala nasional.

Reporter: Juan Ambarita

ADVERTORIAL

Wabup Merangin Hadiri Pengesahan Warga Baru PSHT

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Merangin – Kunci keberhasilan itu adalah disiplin, ikhlas dan berdoa kepada Allah SWT. Melalui prinsip tersebut, Insyaallah keberhasilan ada di tangan adik-adik sekalian yang serius melakukan aktivitasnya.

Hal tersebut sebagaimana dikatakan Wabup Merangin H A Khafidh pada sambutan acara Pengesahan warga baru Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), di Padepokan PSHT Merangin Sungai Ulak Kecamatan Nalo Tantan, pada Sabtu malam, 12 Juli 2025.

“Kepemimpinan yang akan datang tergantung dari apa adik-adik lakukan hari ini. Hal apapun kalau kita lakukan secara ikhlas dan disiplin, keberhasilan ada di tangan adik-adik sekalian,” ujar Wabup.

Melalui kedisiplinan dan keikhlasan itu lanjut wabup, apa yang dicita-citakan warga baru PSHT, akan bisa tercapai. Percayalah kalau cita-cita itu mampu menembus gunung yang tinggi dan bukit terjal sekalipun.

Diakui Wabup, membina keluarga yang cukup besar itu tidak mudah, tidak seperti membalik telapak tangan, perlu perjuangan panjang yang penuh dengan solidaritas antar sesama.

“Saya dengar dari ketua tadi, ada salah seorang warga PSHT telah berhasil menjadi juara di tingkat nasional. Putranya dari Merangin dan Putrinya dari Kabupaten Tebo. Saya sangat berharap nanti, juaranya baik putra maupun putri dari Merangin,” ucap Wabup.

Tampak hadir pada acara Pengesahan warga baru PSHT Merangin tersebut, Ketua PSHT Merangin Puryanto, Ketua Dewan PSHT Merangin dan ribuan keluarga besar PSHT Merangin.

Hadir pula mendampingi Wabup, Kadis Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Merangin Sukoso, Camat Nalo Tantan Agus Salim dan Camat Bangko Anggie. (*)

Continue Reading

ADVERTORIAL

Bupati Syukur dan Kajari Merangin Teken MoU

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Merangin – Bupati Merangin H M Syukur dan Kajari Merangin, Bintang Latinusa Yusvantare, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bidang hukum perdata dan tata usaha negara, yang berlangsung di Rumah Dinas Bupati Merangin, pada Jumat, 11 Juli 2025.

Kerjasama tersebut jelas Bupati, bertujuan untuk menangani bersama penyelesaian masalah, di bidang hukum perdata dan tata usaha negara, baik di luar maupun di dalam pengadilan.

“Ini merupakan kerjasama luar biasa, Saya berterima kasih ke Pak Kajari telah bersedia membantu Pemkab Merangin, dalam penyelamatan asset dan segala macam. Nanti juga ada pencegahan dan pendampingan agar Pemkab lebih baik,” ujar Bupati.

Kerjasama itu lanjut Bupati, meliputi pemberian bantuan hukum dalam menyelesaikan sengketa di bidang hukum perdata dan tata usaha negara.

Kejari jelas Bupati, memberikan pertimbangan dan pendapat hukum dalam masalah di bidang hukum perdata dan tata usaha negara, serta masalah-masalah hukum lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan lainnya.

Selain itu lanjut Bupati, dalam menghadapi permasalahan hukum perdata dan tata usaha negara, Pemkab Merangin dapat meminta bantuan, pertimbangan, pendapat dan pelayanan hukum kepada Kejaksaan Negeri Merangin.

Selanjutnya Kejaksaan Negeri Merangin menyatakan bersedia untuk memberi bantuan, pertimbangan, pendapat dan pelayanan hukum kepada Pemerintah Kabupaten Merangin.

Dalam melaksanakan kegiatan Pemkab Merangin terdapat berbagai permasalahan bidang hukum perdata dan tata usaha negara yang memerlukan penanganan, baik di luar pengadilan (non litigasi) maupun di dalam pengadilan (litigasi).

Kejaksaan Negeri Merangin memiliki tugas dan wewenang di bidang hukum perdata dan tata usaha negara untuk bertindak, baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama Pemkab Merangin dengan berdasarkan surat kuasa khusus.

Kajari Merangin Bintang mengatakan, penandatangan MoU tersebut sebenarnya perpanjangan dari kerjasama yang sebelumnya pernah dilakukan, antara Kejari Merangin dengan Pemkab Merangin.

“Kerjasama bagimana memajukan Kabupaten Merangin ini, dengan memperbaiki tata Kelola, yang tidak benar kita benari, yang kurang sempurna kita sempurnakan, yang miring diluruskan seperti itulah,” kata Kajari Bintang.

Melalui penandatanganan MoU itu tegas Kajari, Kejaksaan Negeri Merangin, pertama bisa bertindak untuk dan atas nama Pemkab Merangin sebagai Jasa pengacara negara. Apabila Pemkab Merangin digugat pihak-pihak tertentu, Kejari Merangin akan mewakili Pemkab Merangin.

Kedua lanjut Kajari, khusus untuk asset-asset Pemkab Merangin yang dikuasi pihak ketiga, baik asset bergerak maupun asset tidak bergerak, nanti diinventarisir Bagian Asset, akan ditelaah Kejari dan ditindaklanjuti untuk pengembalian ke Pemkab Merangin. (*)

Continue Reading

DAERAH

Transformasi Pesantren Kauman Jadi Inspirasi PDM Langkat dalam Kelola Amal Usaha Muhammadiyah

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Padang Panjang — Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang menerima kunjungan silaturahmi dan studi tiru dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, pada Kamis, 10 Juli 2025.

Rombongan berjumlah 29 orang ini dipimpin langsung oleh Ketua PDM Langkat, Abdi Sukamto, M.Si.
Kunjungan diawali dengan sesi motivasi oleh Abdi Sukamto kepada lebih dari 300 santri baru Pesantren Kauman.

“Kami bangga dengan para santri yang sudah memilih Pesantren Kauman sebagai tempat menimba ilmu,” ujarnya.

Usai foto bersama dengan pimpinan pesantren, acara dilanjutkan dengan pertemuan formal di ruang majelis guru.

Dalam sambutannya, ayahanda Abdi Sukamto menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari PDM Pabasko (Padang Panjang-Batipuh-Sepuluh Koto) dan civitas akademika pesantren.

“Tujuan kami ke Padang Panjang adalah mempelajari teknik pengelolaan Amal Usaha Muhammadiyah, khususnya pesantren yang sudah maju seperti Pesantren Kauman,” ucapnya.

Ia juga mendoakan agar Pesantren Kauman semakin berkembang.

“Silaturahmi ini harus terus terjalin, dan kami berharap bisa membalas kunjungan ke Langkat,” ujarnya didampingi Sekretaris PDM Pabasko, Drs. Yandri Naga.

Dalam sesi ekspos tentang pesantren KAUMAN, Mudir Pesantren Kauman, Dr. Derliana, MA., memaparkan sejarah transformasi pesantren dari Tabligh School hingga menjadi Kulliyatul Muballighien.

“Dengan lahan terbatas, kami terus berinovasi meningkatkan kualitas pendidikan,” katanya.

Dr. Derliana, MA juga mendorong sekolah-sekolah Muhammadiyah untuk terus berkembang, terutama di era pemerintahan yang didukung tokoh-tokoh Muhammadiyah.

Kegiatan ditutup dengan pertukaran cenderamata dan kunjungan ke unit usaha pesantren. Rombongan PDM Langkat diajak melihat langsung praktik pengelolaan amal usaha yang menjadi contoh keberhasilan Pesantren Kauman.

Reporter: Diona

Continue Reading
Advertisement ads ads
Advertisement ads

Dilarang menyalin atau mengambil artikel dan property pada situs