DETAIL.ID, Jambi – Bermodal semangat dan harapan besar, 500 orang perwakilan petani Jambi dan Riau bakal melakukan aksi jalan kaki atau long march menuju Istana Negara di Jakarta, saat ini para petani tersebut sudah sampai di Bakauheni, Lampung.
Aksi long march tersebut diikuti oleh petani dari Suku Sakai Rantau Bertuah dan masyarakat Desa Kota Garo, Kabupaten Kampar, masyarakat Kabupaten Indragiri Hulu, petani Desa Delima, Kabupaten Tanjungjabung Barat, dan Suku Anak Dalam (SAD) Dusun Lamo Pinang Tinggi, Kabupaten Batanghari.
Terkhusus petani yang berasal dari Desa Delima, mereka menuntut agar Menteri Kehutanan dan Menteri ATR/BPN untuk segera menerbitkan sertifikat melalui Program Tora seluas 1.503 На kepada 520 KK yang dikuasai puluhan tahun oleh masyarakat Desa Delima.
Yang selama ini diklaim oleh izin konsesi Sinarmas Group yakni HTI PT WKS sebagaimana Surat Menteri Kehutanan Nomor: S.406/Menhut- VII/2004 perihal Persetujuan Enclave Dusun Delima dan Surat Bupati Tanjungjabung Barat dengan Nomor: 522/1709/Eko perihal Persetujuan Enclave Dusun Delima.
Kedua, meminta kepada Presiden dan Kementerian ATR/BPN agar segera mengembalikan lahan 1.008 H kepada 474 KK masyarakat Desa Delima yang saat ini dikuasi/direbut oleh PT Trimitra Lestari.
“Perusahaan salah, karena objek HGU berbeda berdasarkan HGU No 1 dan HGU 2 yang terbit pada tahun 1999 terletak di Desa Kuala Dasal, bukan di Desa Delima,” ujar salah satu perwakilan petani dalam keterangan tertulis pada Rabu, 4 Desember 2024.
Selain itu, kecamatan juga dinilai salah alamat. Masyarakat menilai seharusnya di Kecamatan Tungkal Ulu bukan di Kecamatan Tungkal Ilir. Sementara Dusun Delima berada di Kecamatan Tungkal Ilir.
Hal ini pun diduga disebabkan oleh lemahnya penyelesaian yang dilakukan pemerintah Tanjungjabung Barat.
Menurut Selamat, salah seorang petani menyebutkan bahwa konflik dengan PT TML ini sudah dibawa ke GTRA dan sudah dilakukan peninjauan lapangan, namun kenyataannya tidak ada langkah konkret yang dibuat oleh pemkab tanjung Jabung barat.
“Bahkan seakan – akan pemkab Tanjungjabung Barat diam melihat situasi ini, atas dasar itulah kami menuju istana agar dapat diselesaikan dengan benar tutupnya,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita