Connect with us

NASIONAL

SPI Gelar Musyawarah Koperasi Petani di Jambi, Dihadiri Perwakilan dari 1.000 Koperasi Petani Indonesia

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi — Serikat Petani Indonesia (SPI) secara resmi membuka Musyawarah Koperasi Petani Indonesia di Jambi, Senin, 21 Juli 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Kongres V SPI yang berlangsung hingga 25 Juli 2025, dan dihadiri perwakilan dari sekitar 1 000 koperasi petani dari seluruh Indonesia.

Ketua Umum SPI, Henry Saragih dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran koperasi sebagai alat perjuangan ekonomi kerakyatan. Ia menyampaikan bahwa perjuangan petani tidak berhenti pada penguasaan lahan, tetapi juga harus dilanjutkan dengan penguatan produksi dan distribusi melalui koperasi.

“Mari kita bermusyawarah dan melihat kembali koperasi-koperasi yang telah kita bangun. Kita perlu memperkuat dan mengaktifkan kembali peran koperasi sebagai ujung tombak perjuangan ekonomi petani,” ujar Henry Saragih.

SPI sendiri telah mencanangkan pendirian 1.000 Koperasi Petani Indonesia sejak 2017. Hingga kini, berbagai koperasi berbadan hukum telah berdiri dan mengelola unit usaha di basis-basis petani SPI di berbagai wilayah.

Sementara itu Ketua DPW SPI Jambi Sarwadi, selaku tuan rumah pelaksanaan Kongres V SPI menyampaikan bahwa musyawarah ini menjadi momentum penting dalam memperkuat peran koperasi dalam perjuangan petani.

“Kongres kelima ini bukan hanya tentang reforma agraria dan kedaulatan pangan. Ini juga tentang bagaimana kita mengelola ekonomi petani melalui koperasi sebagai alat perjuangan yang nyata,” katanya.

Pembukaan musyawarah dilakukan langsung oleh Henry Saragih bersama jajaran Dewan Pengurus Pusat (DPP) SPI. Dalam seremoni tersebut, SPI secara resmi menyatakan Musyawarah Koperasi Petani Indonesia pertama telah dibuka.

Musyawarah ini akan membahas laporan perkembangan koperasi petani SPI, analisis kebijakan pemerintah, serta perumusan rencana strategis koperasi untuk lima tahun ke depan. Puncaknya adalah deklarasi pendirian Koperasi Petani Indonesia Sekunder Nasional.

Dalam sesi pembukaan, turut dipresentasikan 5 koperasi petani SPI yang telah berhasil dikembangkan di berbagai wilayah yakni Koperasi basis Simpang Kopas (Sumatera Utara), Koperasi Rumpun Melayu Riau (DPW SPI Riau), Koperasi SPI Indramayu, Koperasi SPI Bogor, dan Koperasi SPI Jambi.

Kelima koperasi tersebut dinilai berhasil dalam pengelolaan usaha tani secara kolektif dan berkelanjutan, serta menjadi contoh inspiratif bagi pengembangan koperasi petani di seluruh Indonesia. (*)

NASIONAL

Wamen Koperasi Buka Kongres V SPI di Jambi dan Merespons Keluhan Petani Soal Satgas PKH

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Feri Juliantono, secara resmi membuka Kongres V Serikat Petani Indonesia (SPI) yang digelar di Asrama Haji, Kota Baru, Kota Jambi pada Selasa, 22 Juli 2025.

Dalam sambutannya, Feri menyatakan dukungan terhadap sinergi antara SPI dan Kementerian Koperasi, terutama melalui Koperasi Petani Indonesia (KPI). Ia berharap kerja sama ini menjadi motor penggerak ekonomi baru yang berbasis pada kekuatan petani.

“Koperasi petani nantinya bisa menjadi mitra dari Koperasi Desa Merah Putih untuk menyalurkan hasil produksi petani ke pasar dalam maupun luar negeri. Ini adalah awal perjuangan reforma agraria yang bertemu dengan gerakan koperasi,” ujar Feri.

Ia menambahkan, langkah ini sejalan dengan Pasal 33 UUD 1945, yakni untuk menjadikan rakyat sebagai subjek utama dalam kegiatan ekonomi nasional.

Dalam sesi diskusi, sejumlah peserta kongres mengeluhkan aktivitas Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) yang dinilai meresahkan petani. Salah satu petani menyampaikan bahwa sejak Satgas PKH beroperasi, banyak lahan petani yang dipasangi plang dan dilarang dipanen.

“Semenjak ada Satgas PKH, semua panen dihentikan. Dari ujung Tanjungjabung Timur sampai Kerinci sudah dipasang plang. Kami mohon kepada Pak Wamen agar membantu masyarakat,” ujar seorang petani dalam forum.

Menanggapi keluhan tersebut, Feri meminta SPI melakukan pendataan terhadap lahan-lahan yang terdampak. Ia menyatakan siap memfasilitasi pertemuan antara SPI dan Satgas PKH untuk mencari solusi bersama.

“Silakan data secara detail lokasi dan kronologinya. Nanti kami atur pertemuan agar bisa klarifikasi langsung ke Satgas PKH. Mana lahan milik rakyat, mana yang milik perusahaan, harus diidentifikasi dengan jelas,” katanya.

Feri menegaskan bahwa ia mendukung langkah inventarisasi lahan oleh SPI, dan akan mendorong dialog terbuka agar konflik agraria tidak merugikan petani.

Sementara Ketua Umum SPI, Henry Saragih menegaskan bahwa Jambi dipilih sebagai tuan rumah kongres bukan tanpa alasan. Ia menyebut Jambi sebagai salah satu daerah basis perjuangan petani yang telah memperjuangkan dan mempertahankan lahan seluas hampir 160 ribu hektare.

“Kongres ini adalah forum musyawarah tertinggi dari ribuan organisasi petani di seluruh Indonesia. Kita tegaskan kembali perjuangan untuk reforma agraria sejati dan kedaulatan pangan,” kata Henry Saragih.

Ia juga menyatakan bahwa SPI pada dasarnya mendukung pembentukan Satgas PKH, namun mendesak agar kebijakan tidak menyasar petani kecil, melainkan perusahaan-perusahaan besar yang menguasai lahan secara ilegal.

“Kami mendukung jika tujuannya untuk menindak perusahaan besar yang menguasai ribuan hektare hutan tanpa izin. Namun jika ada petani yang hidup dan bertani di dalam kawasan tersebut, harusnya bisa tetap bertani sambil menjaga kelestarian hutan,” ujarnya.

Terkait eksekusi lahan oleh Satgas PKH, menurut Henry Saragih hingga saat ini, pihaknya belum menerima laporan resmi terkait penyitaan lahan milik anggota SPI, namun mereka terus memantau dan mendata perkembangan di lapangan.

SPI juga mendorong pemerintah segera merealisasikan janji reforma agraria, termasuk pembagian 800 ribu hektare lahan dan 1 juta hektare kawasan hutan kepada petani.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

NASIONAL

MPLS De Britto 2025 Tekankan Formasi Kepemimpinan Ignasian bagi Siswa Baru

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Yogyakarta — SMA Kolese De Britto Yogyakarta kembali menegaskan komitmennya dalam membentuk pemimpin muda berkarakter melalui pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru.

Berlangsung selama lima hari dari 14 hingga 18 Juli 2025, MPLS tahun ini mengusung tema “Tangguh dan Kolaboratif” yang bertujuan membekali siswa dengan ketahanan mental dan kemampuan bekerja sama dalam semangat spiritualitas Ignasian.

Berbeda dari pengenalan sekolah konvensional, MPLS di Kolese De Britto dirancang sebagai ruang awal formasi karakter, yang mengintegrasikan nilai-nilai keutamaan hidup melalui pendekatan 1L+5C, yaitu Leadership, Competence, Conscience, Compassion, Commitment, dan Consistency. Para siswa baru dilatih tidak hanya untuk mengenal lingkungan fisik dan sosial sekolah, tetapi juga untuk menginternalisasi nilai-nilai kebenaran, keadilan, kejujuran, dan pelayanan yang menjadi ciri khas pendidikan Jesuit.

Setiap hari, MPLS memiliki tema tersendiri yang menyasar dimensi karakter berbeda, mulai dari ketangguhan mental, adaptasi di era digital, hingga konsistensi dalam bertindak.

“MPLS menjadi ruang bagi siswa untuk mengenal nilai kepemimpinan sebagai panggilan untuk melayani, bukan sekadar memimpin,” kata Humas SMA Kolese De Britto, Danang Wahyu Prasetio pada Sabtu, 19 Juli 2025.

Metode yang digunakan pun menekankan proses reflektif dan partisipatif, seperti diskusi studi kasus, sharing kelompok, dinamika permainan, hingga tanya jawab bersama narasumber. Melalui pendekatan ini, siswa diharapkan mampu membentuk habitus positif dan kesadaran akan tanggung jawab pribadi sebagai anggota komunitas Kolese De Britto.

“Diharapkan melalui sarana MPLS ini para siswa terbantu dalam menghayati keutamaan yang ditawarkan di Kolose ini seturut profil siswa yang memiliki keunggulan di bidang kepemimpinan berhati nurani dan memiliki kepekaan sosial,” ucap Danang Wahyu Prasetio.

Tak hanya fokus pada karakter, MPLS juga mengajak siswa untuk mengenal tokoh pelindung sekolah, Santo Yohanes de Britto, serta menghidupi semangat MAGIS, semangat untuk selalu memilih yang terbaik dalam kebaikan.

MPLS ditutup dengan refleksi dan ibadat syukur, menandai komitmen awal para siswa baru untuk menjalani proses pendidikan dengan integritas dan dedikasi. Dengan format MPLS yang khas dan terarah, SMA Kolese De Britto menegaskan kembali misinya dalam mencetak pemimpin masa depan yang tangguh secara pribadi dan peduli terhadap sesama. (*)

Continue Reading

NASIONAL

Adaptif di Era Digital, Siswa Baru De Britto Dilatih Mental Tangguh dan Kolaboratif

DETAIL.ID

Published

on

Para siswa baru melaksanakan jingle dan salam. (ist)

DETAIL.ID, Yogyakarta – SMA Kolese De Britto menyelenggarakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru kelas X pada 14–18 Juli 2025. Kegiatan yang berlangsung selama lima hari ini mengusung tema “Tangguh dan Kolaboratif” sebagai bentuk pembinaan awal untuk membentuk karakter siswa yang kuat secara mental dan mampu bekerja sama dalam menghadapi dinamika zaman.

Kepala SMA Kolese De Britto, Robertus Arifin Nugroho menjelaskan, MPLS bukan sekadar rutinitas belaka. Karena tema, aktivitas, dan asesmen MPLS didasarkan pada konteks siswa. Jadi tidak ada kegiatan dengan model copy paste dari tahun lalu. Tiap siswa punya konteks baru dan berbeda dengan tahun sebelumnya. Maka harus dilayani dan diformasi dengan strategi kebaruan pula. Dilihat tingkat kognisinya, kepribadian, relasi sosialnya, daya juangnya, kemampuan fisik, dan lain-lain.

Para siswa baru melaksanakan sharing dalam kelompok. (ist)

Para siswa baru melaksanakan sharing dalam kelompok. (ist)

“Maka tema Tangguh & Kolaboratif tidak muncul tiba-tiba dari langit tapi benar-benar dirumuskan dari hasil asesmen konteks siswa baru,” ujar Robertus Arifin Nugroho pada Sabtu, 19 Juli 2025.

Humas SMA Kolese De Britto, Danang Wahyu Prasetio berkata MPLS di Kolese De Britto dirancang sebagai sarana edukatif yang menekankan penghargaan terhadap martabat siswa, penanaman nilai-nilai sekolah, serta pembentukan kemandirian dan tanggung jawab.

Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal untuk mengenalkan budaya sekolah yang menjunjung tinggi nilai saling menghormati, anti kekerasan, serta integritas akademik dan moral.

“Melalui MPLS, kami ingin siswa tidak hanya mengenal lingkungan fisik sekolah, tetapi juga nilai-nilai hidup seperti spiritualitas Ignasian dan keutamaan karakter 1L+5C,” kata Danang Wahyu pada Sabtu, 19 Juli 2025.

Konsep 1L+5C yang dimaksud mencakup Leadership (kepemimpinan), Competence (kecakapan), Conscience (nurani), Compassion (belarasa), Commitment (komitmen), dan Consistency (konsistensi). Nilai-nilai ini dikenalkan melalui berbagai kegiatan tematik harian, seperti pembentukan mental tangguh, adaptasi digital, empati sosial, dan penguatan spiritualitas.

MPLS dibagi menjadi dua sesi setiap harinya pagi untuk materi pengenalan sekolah dan siang untuk formasi karakter melalui dinamika kelompok, studi kasus, dan refleksi. Selain itu, siswa juga dilatih untuk lebih terbuka terhadap komunikasi langsung serta kerja sama tim, sebagai respons terhadap tantangan sosial Generasi Z yang kerap lebih akrab dengan interaksi digital.

Para siswa baru melaksanakan dinamika game kelompok. (ist)

Para siswa baru melaksanakan dinamika game kelompok. (ist)

Puncak kegiatan MPLS ditutup dengan penampilan flashmob bertajuk “Dari Yogyakarta Istimewa untuk Indonesia” yang menampilkan lagu-lagu daerah dari seluruh nusantara. Acara ditutup dengan ibadat syukur sebagai bentuk ungkapan terima kasih atas kelancaran kegiatan.

Dengan MPLS ini, SMA Kolese De Britto berharap dapat menciptakan generasi pelajar yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki integritas, keberanian moral, dan kepedulian sosial dalam menjalani kehidupan. (*)

Continue Reading
Advertisement ads ads
Advertisement ads

Dilarang menyalin atau mengambil artikel dan property pada situs