NIAGA
Barito Pacific bukukan keuntungan setelah sebelumnya rugi

DETAIL.ID, Saham – PT Barito Pacific Tbk (BRPT) kembali mendulang keuntungan di periode sembilan bulan 2020 senilai US$ 11,3 juta dari yang sebelumnya rugi bersih senilai US$ 8,9 juta di semester I 2020.
Direktur Keuangan BRPT, David Kosasih menjelaskan kinerja Barito Pacific di akhir September 2020 sangat memuaskan ditopang oleh usaha petrokimia dalam hal ini anak usaha PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
“Hal ini merupakan suatu turn around dari hasil enam bulan sebelumnya yang rugi menjadi untung di periode sembilan bulan di tahun ini di mana kami akhirnya mencatatkan profit US$ 11,9 juta,” jelasnya dalam paparan secara virtual, Rabu 4 November 2020.
Meski mencatatkan keuntungan, pendapatan bersih konsolidasian BRPT menurun sebesar 6% yoy dari sebelumnya US$ 1,77 miliar pada 9M 2019 menjadi US$ 1,66 miliar pada 9M 2020.
Pendapatan Bersih dari kegiatan petrokimia turun sebesar 8,7% yoy menjadi US$ 1,26 miliar. Meski begitu, dari sisi volume penjualan diakui manajemen tercatat meningkat 17% yoy dari yang sebelumnya 1.394KT pada 9M 2019 menjadi 1.626KT pada 9M 2020.
Manajemen BRPT memaparkan hal ini mencerminkan rata-rata harga penjualan lebih rendah terhadap seluruh produk menjadi US$ 780/T dari yang sebelumnya senilai US$ 996/T di periode yang sama tahun lalu.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”baca juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ include_author=”16″]
David mengatakan entitas anak perusahaan yang begerak di bidang petrokimia, melaporkan kinerja keuangan yang kuat didorong oleh peningkatan kegiatan industri khususnya di Cina dan NEA yang memperkuat permintaan polymer.
Maka dari itu, David bilang utilisasi pabrik petrokimia dari Januari sampai dengan saat ini cukup stabil dan dari sisi permintaan juga relatif tidak ada gangguan. Malah bisa dikatakan operating rate BRPT semakin meningkat karena di kuartal III 2020 ada beberapa pabrik yang beroperasi di atas kapasitas terpasang atau mentok hingga 100% dan pabrik lainnya di kisaran 90%an.
Kecuali, pabrik MTBE dan Butene-1 yang baru beroperasi sehingga saat ini produksinya belum berjalan dengan maksimal.
“Dari sisi produk yang menunjang porsi penjualan terbesar adalah dari produk Polymer dan dijual ke pasar domestik,” kata David.
Di sisi lain, pendapatan BRPT dari segmen energi tumbuh sebesar 4,2% yoy menjadi US$ 394 juta yang umumnya disebabkan oleh produksi listrik dan uap yang lebih tinggi dari lebih rendahnya pemadaman yang direncanakan/tidak direncanakan pada tahun 2020 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019.
Adapun terlepas dari tekanan yang dialami akibat pandemi Covid-19, ketiga aset milik Star Energy yang beroperasi, yaitu Wayang Windu, Salak dan Darajat terus meberhasil mempertahankan tingkat kapasitas lebih dari 90%.
David mengatakan di masa pandemi ini semua unit usaha operasional BRPT berjalan lancar dan tetap mampu menjelakan rencana yang sudah ditetapkan, sebegai contoh anak usahanya TPIA mamu menyelesaikan pabrik MTBE dan Butene-1.
Penyelesaian kedua pabrik tersebut menambahkan total kapasitas produksi TPIA menjadi 4,2 MTA dan menandai suksesnya pelaksanaan dan penyelesaian Rencana Induk Penyatuan TPIA tahun 2019-2020.
Selain itu, TPIA juga menyelesaikan Enclosed Ground Flare sebagai bagian dari komitmen untuk mengurangi jejak karbon dan pemeliharaan yang lebih baik.
“Pada intinya kami cukup puas dengan kinerja di kuartal III 2020 dan mengharapkan tren ini bisa terus berlanjut hingga akhir tahun,” kata David.
Sampai dengan 30 September 2020, David menyatakan belanja modal yang sudah diserap BRPT senilai US$ 120 juta yang mayoritas digunakan untuk penyelesaian kedua pabrik petrokimia dan sisanya untuk capex reguler.
NIAGA
DBH Sawit Bagi Provinsi Jambi Alami Tren Penurunan Sejak 2023

DETAIL.ID, Jambi – Alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat bagi Provinsi Jambi tercatat mengalami tren penurunan sejak 2023 lalu.
Berdasarkan penjelasan Kadis Perkebunan Provinsi Jambi, Hendrizal, alokasi DBH Sawit untuk Provinsi Jambi senilai Rp 23 M untuk tahun 2025. Lebih kecil dari tahun sebelumnya yakni Rp 33 M. Padahal awalnya di 2023 alokasi dana mencapai Rp 38 M.
Menurut Hendrizal, pasca ditransfer ke kas daerah atau BPKPD duit DBH tersebut bakal diperuntukkan bagi pendataan, rencana aksi daerah tentang kelapa sawit berkelanjutan, hingga jaminan sosial bagi buruh tani sawit.
“Sejauh ini porsinya sesuai PMK 91, porsi maksimal 20% di bidang perkebunan. 80% untuk infrastruktur,” ujar Hendrizal, Selasa, 24 Juni 2025.
Dia pun menyoal porsi dana yang bersumber dari Pungutan Ekspor CPO yang ditetapkan oleh pusat tersebut. Sebab menurutnya jika peruntukan dana lebih difokuskan spesifik pada infratruktur semacam jalan usaha tani, tentu bakal lebih menopang produktivitas hasil perkebunan rakyat.
Sementara itu terkait program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), dimana insentif dana peremajaan sawit kini menjadi Rp 60 per hektar sejak September 2024 lalu. Kadis Perkebunan Provinsi Jambi tersebut menilai belum berdampak signifikan terhadap animo petani untuk ikut PSR.
“Kondisi di daerah beda-beda ya. Untuk petani yang lahannya cuman sedikit, misal cuman 2 ha dia ga akan mau. Karna ketika ditebang mau makan apa sampai 5 tahun. Beda dengan yang punya lahan luas,” katanya.
Adapun untuk tahun 2025, Disbun Provinsi Jambi menargetkan PSR seluas 14.100 hektar. Sebelumnya di tahun 2023 lalu, dari 10 ribu ha target PSR, terealisasi seluas 7800 ha atau sekitar 70% dari target.
“2025 target 14.100. Mestinya tercapai inikan masih proses. Yang lama itu tadi penyiapan status tanah. Itukan minimal 50 ha, anggota kelompok minimal 20. Kita optimislah, kalaupun tidak 100%, 70% mungkin terkejar,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita
NIAGA
Harga TBS Sawit Periode 6 – 12 Juni Turun Tipis

DETAIL.ID, Jambi – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Jambi untuk periode 6 – 12 Juni 2025 mengalami penurunan, Kamis, 5 Juni 2025.
Berdasarkan hasil rapat penetapan harga oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, harga TBS untuk usia tanaman 10 – 20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.287,72 per kilogram, turun Rp 1,09 dari periode sebelumnya.
Penurunan harga juga tercatat secara rata-rata pada seluruh umur tanaman, yaitu sebesar Rp 0,68 per kilogram.
“Harga rata-rata minyak sawit mentah (CPO) pada periode ini tercatat sebesar Rp 13.026,14 per kilogram, sementara harga rata-rata inti sawit mencapai Rp 11.879,60 per kilogram,” kata Kadis Perkebunan Hendrizal, Kamis 5 Juni 2025.
Harga tersebut berdasarkan pada indeks K yang digunakan dalam penetapan harga adalah 94,56 persen.
Reporter: Juan Ambarita
NIAGA
Harga TBS Sawit Provinsi Jambi Turun Periode 16–22 Mei 2025, Berikut Harga CPO dan Kernel

DETAIL.ID, Jambi – Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Bidang PSPHP telah menetapkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk periode 16 hingga 22 Mei 2025.
Hasil rapat yang digelar pada Kamis, 15 Mei 2025 mencatat adanya penurunan harga TBS dibandingkan periode sebelumnya.
“Harga TBS untuk umur tanaman 10–20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.292,77/kg, turun Rp 149,39/kg dari harga pekan lalu. Rata-rata penurunan harga TBS berdasarkan umur tanaman mencapai Rp 136,40/kg,” kata Kabid Sarpas Disbun Provinsi Jambi, Bukri pada Jumat, 16 Mei 2025.
Adapun harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) tercatat sebesar Rp 12.797,50 sementara harga rata-rata inti sawit atau kernel mencapai Rp 12.921,05 dengan indeks K yang digunakan dalam perhitungan harga berada pada angka 94,18%.
Menurut Bukri, penurunan harga TBS disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar global serta turunnya harga minyak nabati lainnya, yang turut memengaruhi harga sawit.
“Penyebab harga turun, permintaan melemah. Minyak nabati lain juga turun,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita