Hanif berharap dengan alat rapid test ini mata rantai virus corona dapat terputus dan hasil dari pemeriksaan bisa menjadi pedoman bagi tindakan medis selanjutnya.
“Harus diingat bahwa rapid test ini bukan segalanya. Jauh dari itu adalah usaha kita dalam pencegahan menjadi hal yang paling utama. Tetap jaga jarak dan tetap menjaga diri di rumah,” katanya.
Pemerintah Aceh saat ini terus mengupayakan pemenuhan alat-alat kesehatan khususnya bagi petugas medis yang menangani pasien Covid-19. Selain melengkapi APD bagi petugas, pemerintah Aceh juga menyediakan hotel dan tempat khusus yang bisa dimanfaatkan para dokter dan perawat, baik itu untuk istirahat maupun mengisolasi diri usai bertugas.
Sejauh ini jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Aceh mencapai 453 orang. Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah lima orang dan dirawat di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA).
Sementara pasien positif corona di Aceh mencapai lima orang. Empat diantaranya tengah menjalani perawatan di rumah sakit, dan satu pasien meninggal dunia.
Discussion about this post