DETAIL.ID, Jakarta – Raja Malaysia Sultan Abdullah Ri’ayatuddin menjalani perawatan di rumah sakit karena keracunan makanan. Ia dilarikan ke rumah sakit Institut Jantung Negara.
Istana Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Raja akan kembali ke Istana Negara segera setelah menjalani berbagai perawatan.
“Yang Mulia dalam kondisi stabil dan tidak ada alasan untuk khawatir,” kata pernyataan itu, seperti dilansir The Strait Times, Senin 28 September 2020.
Pengawas Keluarga Kerajaan, Ahmad Fadil Syamsuddin menjelaskan bahwa Raja Abdullah mengalami keracunan makanan pada malam tanggal 21 September.
Namun, pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) yang dilakukan keesokan harinya menunjukkan bahwa sang raja juga mengalami cedera saat berolahraga.
“Sebagaimana diketahui, Yang Mulia sangat aktif dalam berbagai olahraga termasuk polo, sepak bola, squash, hoki, dan golf. Perawatan yang dilakukan Yang Mulia di lutut dan pergelangan kaki berhasil dilakukan pada 24 September,” ucap Ahmad.
Lebih lanjut Ahmad berkata bahwa Raja sangat tersentuh dengan kepedulian masyarakat Malaysia terhadap kesehatannya. Raja pun melalui Ahmad menyampaikan ucapan terima kasih.
“Sultan sangat tersentuh dengan kepedulian masyarakat terhadap kesejahteraannya dan menyampaikan apresiasi serta terima kasih kepada semua orang yang telah mendoakan,” ujar dia.
Raja dirawat di rumah sakit satu hari sebelum melakukan audiensi dengan Kepala Oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim untuk membahas klaimnya.
Anwar Ibrahim diketahui telah mengklaim bahwa dirinya mendapat dukungan luar biasa dari anggota parlemen negara untuk menjadi perdana menteri Malaysia yang baru.
Sementara dia juga pernah bilang bahwa pemerintahan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin telah “runtuh”.
Di bawah Konstitusi Malaysia, Raja dapat menunjuk perdana menteri yang menurutnya kemungkinan besar akan memimpin mayoritas di Parlemen.
Di sisi lain, Raja dapat membubarkan Parlemen dan menyerukan pemilihan atas saran perdana menteri yang tengah menjabat.
Muhyiddin, yang memiliki mayoritas tipis di Parlemen, telah menolak klaim Anwar sebagai mayoritas dan menantangnya untuk membuktikan melalui proses konstitusional.
Discussion about this post