DETAIL.ID, Jambi – Perusahaan pembayaran PayPal segera menjadi perusahaan layanan pembayaran asing pertama yang menembus pasar Cina.
Ini terjadi setelah perusahaan asal Amerika Serikat itu mengakuisisi tujuh puluh persen saham GoPay (Guofubao Information Technology Co. [GoPay], Ltd), salah satu operator platform pembayaran digital di Negeri Panda.
Presiden dan CEO PayPal Dan Schulman menyatakan pihaknya telah mendapat izin dari bank sentral Cina atas akuisisi tersebut.
Melansir satzan, Schulman menyatakan “Kami merasa terhormat menjadi platform pembayaran asing pertama yang memperoleh lisensi untuk melayani pembayaran online di Cina,”.
Schulman menargetkan proses akuisisi tersebut dapat segera rampung dengan tetap mengacu pada aturan yang berlaku.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”baca juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”3000″ include_category=”10″]
“Kami siap menjalin kerja sama dengan lembaga dan platform teknologi keuangan lokal untuk menyediakan solusi pembayaran yang lebih komprehensif demi keperluan bisnis dan konsumen di Cina, serta di level global.” lanjutnya
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Cina telah membuka pintu bagi perusahaan asing untuk masuk ke sistem pembayaran lokal.
Keberhasilan PayPal menembus pasar keuangan Cina dapat menjadi jalan bagi masuknya perusahaan sejenis yang sudah berupaya sejak lama.
Sejauh ini baru American Express yang berhasil masuk setelah bermitra dengan perusahaan lokal LianLian Group.
Di Cina, PayPal harus siap menandingi dua pesaing besar seperti AliPay milik Alibaba dan WeChat Pay yang dijalankan oleh Tencent.
Pada 2017 lalu terdapat sekitar 8 juta mitra pedagang konvensional yang telah mendukung transaksi dengan Alipay.
Melalui pernyataan resmi Goufubao, PayPal mengakuisisi saham GoPay lewat anak usahanya berbasis di Shanghai, yaitu Yinbaobao Information Technology Co., Ltd.
Sejak mendapat izin menjadi operator transaksi digital di Cina pada 2011 silam, GoPay telah melayani berbagai transaksi pembayaran lewat perangkat mobile lintas negara dengan mata uang yuan.
Riset dari konsultan bisnis Frost & Sulivan yang dirilis awal 2019 menyebutkan pasar transaksi digital di Cina bakal tumbuh hingga tiga kali lipat sepanjang 2017-2023 .
Peningkatan pembayaran mobile di sana diperkirakan bakal mencapai US$96,73 triliun (sekitar Rp1.374 kuadriliun) pada 2023 mengalami peningkatab US$29,93 triliun (sekitar Rp425 kuadriliun) dari 2017.
Jumlah pengguna yang aktif melakukan transaksi lewat smartphone pun diperkirakan bakal mencapai 956 juta orang.