DETAIL.ID, Jakarta — Rencana penggabungan usaha PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah semakin dimatangkan. Saat ini perubahan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger) yang memuat tambahan penjelasan ihwal struktur, nama, dan logo bank baru telah dilakukan.
Pemerintah resmi mengumumkan nama bank penggabungan usaha PT Bank BRISyariah Tbk. (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS). Bank hasil penggabungan akan bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI dengan kode saham tetap BRIS. Nama ini akan digunakan secara efektif oleh PT Bank BRISyariah Tbk selaku Bank Yang Menerima Penggabungan (survivor entity).
Adapun Publikasi Perubahan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha dilakukan sesuai regulasi yang berlaku dan mengikuti persetujuan regulator. Apabila seluruh prosesnya telah tuntas dan persetujuan dan regulator-regulator terkait telah diperoleh, sesuai dengan Perubahan Ringkasan Rencana Merger yang disampaikan, Bank Hasil Penggabungan akan bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Adapun nama ini akan digunakan secara efektif oleh PT Bank BRIsyariah Tbk selaku Bank Yang Menerima Penggabungan.
Perubahan nama tersebut juga diikuti dengan pergantian logo. Kantor pusat Bank Hasil Penggabungan akan berada di Jl Abdul Muis No. 2-4, Jakarta Pusat, yang sebelumnya merupakan kantor pusat BRIS. Bank Hasil Penggabungan akan melakukan kegiatan usaha pasca merger di kantor pusat, cabang, dan unit eksisting yang sebelumnya dimiliki BRIsyariah, Bank Syariah Mandiri, serta BNI Syariah.
Tahapan Merger
Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi mengatakan seluruh proses dan tahapan-tahapan merger akan terus dikawal hingga penggabungan ketiga bank syariah BUMN selesai dilakukan.
Hasil penggabungan ini, akan menghasilkan bank syariah terbesar di Indonesia dari sisi aset dengan total aset mencapai Rp 214,6 triliun. BSI akan menjadi Bank BUKU III dengan modal inti sebesar Rp 20,42 triliun.
Nama baru ini terungkap dalam perubahan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger) yang memuat tambahan penjelasan ihwal struktur, nama, dan logo bank baru. Publikasi Perubahan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha dilakukan sesuai regulasi yang berlaku dan mengikuti persetujuan regulator.
Perubahan nama tersebut juga diikuti dengan pergantian logo. Kantor pusat Bank Hasil Penggabungan akan berada di Jl. Abdul Muis No. 2-4, Jakarta Pusat, yang sebelumnya merupakan kantor pusat BRIS.
Perubahan Ringkasan Rencana Merger juga memuat rancangan perubahan struktur organisasi Bank yang Menerima Penggabungan yakni BRI Syariah. Pasca merger, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki susunan kepengurusan yang diperkuat oleh 10 Direksi. Nama-nama tiap Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Bank Hasil Penggabungan akan dibahas dalam RUPSLB BRIS diperkirakan akan dilaksanakan pada 15 Desember 2020.
Posisi Direksi
Dirinci lebih jauh, 10 posisi Direksi yang akan mengelola jalannya usaha Bank Hasil Penggabungan terdiri dari Direktur Utama, dua posisi Wakil Direktur Utama, dan masing-masing satu Direktur Wholesale & Transaction Banking, Retail Banking, Sales & Distribution, Information Technology & Operations, Risk Management, Compliance & Human Capital, serta Finance & Strategy.
Hery Gunardi, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN, mengatakan seluruh proses dan tahapan-tahapan merger akan terus dikawal hingga penggabungan ketiga bank syariah BUMN selesai dilakukan.
Hery memastikan segala rencana perubahan dan penyesuaian operasional telah sesuai dengan tujuan dan kegiatan operasional bank hasil merger, yang memiliki visi menjadi Top 10 bank syariah terbesar di dunia dalam 5 tahun ke depan dan sebagai Top 10 bank terbesar di Indonesia.
“Kehadiran Bank Syariah Indonesia akan menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, entitas baru ini tentu memerlukan identitas yang kuat dan direksi yang berpengalaman untuk menjalankan operasionalnya. Adanya direksi yang akan diisi oleh orang-orang berpengalaman di bidangnya, visi Bank Syariah Indonesia untuk menjadi salah satu bank syariah terbesar di dunia akan semakin mantap dan yakin bisa kita wujudkan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat 11 Desember 2020 seperti dirangkum dari merdeka.
Rincian Pemegang Saham Baru
Perubahan Ringkasan Rencana Merger juga memuat rancangan perubahan struktur organisasi Bank yang Menerima Penggabungan yakni BRI Syariah.
Pemerintah Indonesia akan menjadi ultimate shareholder dari Bank Hasil Penggabungan melalui bank-bank Himbara sebagai pemegang saham bank Hasil Penggabungan.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2%,
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0%,
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%,
DPLK BRI – Saham Syariah 2,0%
Publik 4,4%.
Sementara Direktur Utama BRISyariah Ngatari menambahkan, masih ada sejumlah tahapan yang harus dilalui hingga penggabungan tiga bank ini tuntas, termasuk memperoleh persetujuan dari regulator- regulator terkait. Adapun keseluruhan proses akan dilakukan secara saksama sesuai regulasi yang berlaku.
Menurutnya saat ini perusahaan telah memiliki rancangan nama baru untuk menjadi identitas bank hasil merger nanti. Nantinya identitas baru ini semakin memicu semangat untuk menuntaskan merger dan integrasi sebaik mungkin, dan mulai beroperasi memenuhi segala kebutuhan nasabah dan masyarakat.
“Kami menjamin semua proses merger sampai tuntas nanti akan dilakukan dengan mengedepankan para karyawan, nasabah, dan mitra usaha. Perlu dicatat bahwa saat ini merger belum efektif. Kami masih menjalankan sejumlah proses agar dapat memperoleh semua persetujuan dari regulator. Hingga proses tersebut selesai, semua operasional dan layanan tetap berjalan normal dan optimal,” ujar Ngatari.
Direktur Utama Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menambahkan penetapan nama dan struktur kepengurusan baru bagi Bank Hasil Penggabungan sejalan dengan upaya pemerintah membentuk ekosistem halal serta mendorong perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.
Menurutnya struktur yang baru ini merupakan gerak bank hasil merger diyakini akan semakin lincah dan mampu menjawab tantangan serta segala kebutuhan masyarakat, nasabah, serta pelaku usaha di Indonesia maupun dunia.
“Pengelolaan bank hasil merger yang akan dilakukan oleh para profesional yang berpengalaman bidangnya akan membantu mewujudkan salah satu tujuan dari penggabungan ini, yakni menjadikan Bank Syariah Indonesia sebagai jangkar dalam ekosistem industri halal dan mendukung visi untuk memposisikan Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi Syariah dunia,” ucap Firman.
Discussion about this post