DETAIL.ID, Sarolangun – Ratusan hektar padi sawah di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, gagal panen karena banjir akibat saluran keluar masuk air daerah persawahan tersebut terhalang oleh tanggul air yang dibuat oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit milik PT Bahana Karya Semesta (BKS) dan PT Primatama Kreasi Mas (PKM)yang beroperasi di daerah tersebut.
Dari penelusuran detail di lapangan, ratusan hektar sawah yang terkena dampak terdapat di Desa Jernih, Desa Semurung, Lubuk Jering dan Desa Pematang Kabau.
Di Desa Jernih sebanyak 78 hektar, dan Desa Pematang Kabau lebih kurang 80-an hektar. Yang mana sejak tahun 2020 yang lalu hingga saat ini panennya gagal total.
“Ya, berdasarkan data yang diambil dari PPL Desa jernih, untuk sawah di lebuh 33 hektar, dan sawah jernih 45 hektar. Jadi, seluruhnya 78 hektar,” kata Pjs Kades Jernih, Zaidan kepada detail ketika dikonfirmasi, Jumat, 26 Maret 2021.
Selain itu, hal yang sama diungkapkan Kepala Desa Pematang Kabau, Hendri. Akibat tanggul air milik perusahaan tersebut hingga saat ini sawah mereka tidak lagi bisa berproduksi karena rawan sekali banjir.
Hendri mengatakan, khususnya sawah ujung pajang yang posisinya memang berdekatan dengan Sungai Air Hitam.
“Terlebih lagi saat ini sering terjadi hujan, karena aliran air yang biasanya lancar. Sekarang tidak lagi, akibat tanggul air perusahaan. Dan dari tahun kemarin sampai tahun ini, kita gagal panen,” kata Hendri.
Selain itu, hal yang sama juga diungkapkan petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Air Hitam, Zuhdi. Ia menyebutkan bahwa berdasarkan pendataan pihaknya hingga saat ini ada 252 hektar sawah yang terkena dampak.
“Yang terbagi di Desa Jernih 113 hektar, Desa Semurung 69 hektar dan Desa Lubuk Jering 70 hektar, semuanya gagal panen akibat hal tersebut. Artinya produktivitas pertanian padi sawah petani saat ini pasti menurun,” kata Zuhdi.
Sementara itu, terkait kondisi tersebut. Detail berusaha melakukan konfirmasi terhadap pihak dua perusahaan perkebunan kelapa sawit milik Sinarmas Group tersebut.
Manajemennya sangat tertutup, serta sangat sulit dihubungi. Dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp pribadi Humasnya atas nama Hendra, ia hanya membacanya. Tidak ada tanggapan sama sekali terkait persoalan tersebut.
Reporter: Warsun Arbain
Discussion about this post