DAERAH  

Suku Anak Dalam Tebo Tolak Rencana Tambang Batu Bara di Desa Muara Kilis 

PEMIMPIN SAD: Temenggung Apung, pemimpin SAD di Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo, Jambi. (DETAIL/Syahrial)

DETAIL.ID, Tebo – Sudah beberapa hari ini ketenangan Suku Anak Dalam di Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, terusik gara-gara rencana kegiatan pertambangan batu bara.

Pasalnya, ada sejumlah orang yang mengaku dari pihak perusahaan batu bara melakukan survei lokasi untuk pengeboran di kawasan permukiman mereka.

Informasi yang dirangkum media ini, perusahaan tersebut adalah PT Bangun Energi Perkasa yang akan melaksanakan kegiatan tambang di lahan seluas 3.587 hektar. Lokasi tambang di Desa Pelayang, Kecamatan Tebo Tengah dan Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir.

Saat survei, orang yang mengaku dari pihak perusahaan itu didampingi Kadus Benteng Makmur.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga ” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” number_post=”7″ post_offset=”1″]

Orang tersebut, melakukan survei lokasi sekaligus menentukan titik pengeboran. “Kata orang itu, dalam waktu dekat ini mereka bakal melakukan pengeboran untuk mengetahui kandungan batubara di kawasan pemukiman kami,” kata aalah seorang warga SAD, Malenggang saat dijumpai di rumahnya, Rabu, 17 Maret 2021.

Malenggang mengaku kesal, sebab selama ini ia dan warga SAD yang lain tidak pernah diberi tahu jika ada perusahaan batu bara yang bakal beroperasi di kawasan permukiman mereka.

Dia juga mengaku selama ini tidak ada sosialisasi terkait aktivitas tambang yang bakal dilaksanakan tersebut. “Terkejut saja, kok tiba-tiba pemukiman kami ini bisa muncul izin tambang batubara. Memang kapan izinnya diterbitkan?” katanya.

Kabar yang beredar lanjut Malenggang, nantinya pihak perusahaan akan mengganti rugi setiap lahan atau kawasan yang digunakan untuk tambang. Jika hal itu terjadi, menurut dia, artinya kawasan pemukiman SAD kelompoknya bakal digusur.

“Informasi yang kami dapat menyembutkan jika kami menumpang hidup di sini. Kan aneh, padahal dari nenek moyang dahulu kami sudah di sini. Kok malah dibilang numpang. Begitu juga dengan ganti rugi, katanya kalau tidak penuh ke atas, ya penuh ke bawah,” ujar dia.

Hal yang sama juga dikatakan pimpinan SAD Desa Muara Kilis, Temenggung Apung. Dia menegaskan tidak akan mengizinkan pemukiman mereka menjadi kawasan tambang batu bara.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga ” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” number_post=”7″ post_offset=”1″]

“Kalau kami tu tahan beteta’an leher (potong leher) kalau tempat kami mau dijadikan tambang batu bara. Walaupun nanti diganti rugi Rp400 juta per hektar, tetap kami tolak,” ujar Temenggung Apung dengan tegas.

Reporter: Syahrial 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *