DETAIL.ID, Jambi – Darmawi salah seorang sopir truk angkutan batu bara mengatakan, tidak hanya masyarakat umum yang terdampak dari kemacetan yang timbul di berbagai jalan lintas selama hampir 3 hari belakangan.
Menurutnya, salah satu pemicu macetnya jalan adalah perbaikan di beberapa titik ruas jalan. Dia memang tidak menepis jika lubang-lubang berukuran kecil di pinggir jalan harus segera dilakukan upaya perbaikan supaya kerusakan tidak semakin besar.
Namun Darmawi amat menyayangkan beberapa pekerjaan perbaikan jalan yang terkesan lamban oleh pemerintah dan berbagai proyek perbaikan jalan yang tak kunjung tuntas dan terkesan tanpa kajian matang oleh pemerintah sehingga berimbas pada kemacetan panjang lalu lintas yang merugikan semua orang.
“Untuk perbaikan jalur lintas lah, titik kemacetan dimulai dari Pal 5 Tembesi, maupun di jalur Bajubang – Tempino ataupun BBC – Mendalo. Beberapa titik kemacetan itu tolong diperhatikan. Kita jam operasional terbatas, terus ada rekayasa lalu lintas,” kata Darmawi, Ketua Harian Bersama Pengemudi Angkutan Baru Bara (BPABB) Prov Jambi, Senin, 10 Oktober 2022.
Perbaikan gorong-gorong di depan UIN, katanya, itu juga sudah makan antrean.
“Udah itu galian jalan di Payo Lebar atau Kubu Kandang itu jalannya buka tutup juga karena sebelah sudah digali. Jadi artinya proyek-proyek pemerintah itu sekiranya mohonlah diperhatikan. Jangan sudah digali ditinggal begitu aja, baru nunggu waktu sekian lama baru dilanjut pengerjaan. Artinya kalau anggarannya belum tersedia atau belum mencukupi janganlah duku digali. Jadi buka tutup jalur, sementara kalau sebelum mereka gali kemaren kita masih bisa lewat walau perlahan tapi masih bisa jalan,” ujar Darmawi.
Dengan peristiwa kemacetan panjang selama hampir 3 hari belakangan pun, Darmawi mengungkap bahwa rata-rata sopir angkutan batu bara telah mengalami kerugian pendapatan senilai 50 persen dari biasanya.
“Dengan terjadinya kemacetan ini pendapatan supir 50 persen hilang artinya kalau dia punya pendapatan perhari Rp 200 ribu ini tinggal Rp 100 ribu,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita
Discussion about this post