DETAIL.ID, Jakarta – Belatung ikut menentukan kematian empat orang yang meninggal di Kalideres, Jakarta Barat. Bagaimana itu bisa terjadi?
Polisi juga memanggil ahli entomologi untuk membantu proses tersebut.
“Karena kami menemukan belatung, misalnya. Dan itu bisa menyebabkan kematiannya. Jadi ini tim ahli,” kata Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi, Rabu, 16 November 2022.
Mengutip Crime Museum, metode forensik yang melibatkan serangga disebut sebagai entomologi forensik. Cara ini menggunakan serangga yang biasanya muncul pada mayat yang membusuk.
Entomologi forensik membantu menentukan dan memperkirakan berapa lama sejak seseorang atau hewan mati, atau interval postmortem (PMI). Seorang peneliti dapat mengetahui hal ini tentang serangga dengan mempelajari evolusi serangga tersebut. Beberapa serangga dirancang khusus untuk tumbuh subur di tubuh yang membusuk. Serangga dewasa terbang mengitari tubuhnya hingga menemukan tempat yang tepat untuk bertelur.
Setelah telur diletakkan, proses pengembangan dimulai. Telur berubah menjadi belatung atau belatung. Larva menyebabkan sebagian besar tubuh membusuk saat dimakan. Larva kemudian berkembang menjadi pupa sebelum menjadi dewasa. Mereka dapat diambil oleh pemeriksa pada setiap titik dalam urutan.
Serangga membutuhkan waktu untuk berkembang dari satu tahap ke tahap lainnya. Misalnya, dibutuhkan waktu 500 jam bagi telur untuk berkembang pada kelinci pada suhu tertentu.
Peneliti kemudian dapat memperkirakan berapa lama orang atau hewan tersebut telah mati, serta menentukan periode kematian dalam waktu perkembangan serangga tersebut. Di sisi lain, mengutip tulisan Anis Nurwidayat “Entomologi Bidang Kedokteran Forensik” pada Jurnal Vektor Penyakit Depkes, terdapat 10 pedoman pengambilan sampel entomologi. Pedoman dibuat oleh Mark Benecke dan disebut Sepuluh Aturan Dasar Pengumpulan.
Kesepuluh instruksi tersebut adalah:
1. Ambil foto close-up semua tempat di mana arthropoda direkam.
2. Karena larva biasanya tidak terlihat saat menggunakan lampu kilat, cobalah untuk tidak menggunakan lampu kilat pada foto digital.
3. Selalu lampirkan skala pada setiap foto yang menjelaskan ukuran larva atau bentuk serangga lainnya.
4. Kumpulkan sekitar satu sendok makan serangga dari setidaknya tiga tempat berbeda di TKP dan tempatkan serangga dari tubuh dalam 3 wadah dengan tutup bening. 5. Jangan memasukkan serangga ke dalam isopropil atau formalin. Gunakan 98g etanol sebagai gantinya untuk mengurangi separuh jumlah serangga yang terkumpul.
6. Bunuh serangga dengan air panas sebelum memasukkannya ke dalam etanol.
7. Tempatkan setengah dari sampel dalam pendingin
8. Beri label pada setiap wadah sampel dengan informasi tanggal, inisial, waktu dan lokasi
9. Hubungi ahli entomologi forensik berpengalaman untuk setiap pertanyaan yang muncul selama pengambilan sampel dan pemrosesan.
10 Identifikasi dan analisis harus dilakukan dengan bantuan ahli entomologi.
Selain itu, mikroskop elektron pemindaian (SEM) adalah metode umum yang digunakan dalam analisis entomologi. Ini adalah metode yang meneliti secara dekat morfologi telur dan larva menggunakan mikroskop elektron.
Discussion about this post