DETAIL.ID, Jakarta – Perang bintang di tubuh institusi Polri jadi perbincangn hangat akhir- akhir ini. Isu itu berhembus kencang akibat pengakuan dari mantan anggota Polresta Samarinda bernama Ismail Bolong yang mendadak menjadi sorotan.
Melalui sebuah video yang viral di media sosial, Ismail Bolong mengaku sempat memberi setoran hasil tambang illegal kepada pejabat tinggi Polri.
Ia mengaku menyetor uang dengan nominal mecapai Rp 6 miliar kepada Komjen Pol Agus Andrianto yang kini menjabat sebagai Kabareskrim Polri.
Bahkan Ismail Bolong mengaku sudah tiga kali menyerahkan uang kepada Agus dari hasil kegiatan tambang illegal tersebut.
“Terkait kegiatan yang saya laksanakan, saya telah berkoordinasi dengan Bapak Kabareskrim, Komjen Pol Agus Andrianto dengan memberikan uang sebanyak tiga kali,” ujar Ismail dikutip dari video tersebut, Senin, 7 November 2022.
Selanjutnya ia mengaku menyerahkan uang kepada Agus sejak September hingga November tahun 2021 saat ia masih akif bertugas di Polresta Samarinda. Masing- masing sebanyak Rp 2 miliar.
Tak berhenti sampai disana. Saat aktif sebagai anggota Polri, Ia mengaku sempat memiliki pekerjaan sampingan sebagai pengepul batu bara ilegal di daerah Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Tak tanggung- tanggung, keuntunggannya dapat mencapai Rp 5 sampai 10 miliar.
Ia mengatakan bahwa kegiatan itu dilakukan tanpa sepengetahuan pimpinan, kecuali hanya koordinasi dengan Kabareskrim lewat uang yang ia berikan.
Namun, baru- baru ini Ismail telah menarik dan membantah pernyataannya tersebut. Melalui video klarifikasi yang juga beredar, dia mengaku membuat video pemberian uang kepada Kabareskrim lantaran mendapat tekanan.
Ia mengatakan mendapat tekanan dari Brigjen Hendra Kurniawan yang kala itu menjabat sebagai Karopaminal Div. Propam Polri. Diketahui, bahwa kini Hendra Kurniawan dinyatakan sebagai terdakwa obstruction of justice dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
Dalam video klarifikasinya, Ismail menyebut video yang viral itu dibuat pada bulan Februari 2022.
“Saya klarifikasi bahwa berita itu tidak benar. Dan saya pastikan tidak pernah berkomunikasi dengan Pak Kabareskrim, apalagi memberikan uang,” kata Ismail.
Discussion about this post