Setelah Usai Menjabat Jokowi Ingin Menjadi Rakyat Biasa, Ketua DPP PDIP: Jokowi Layak jadi Sekjen PBB

DETAIL.ID, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempunyai rencana dirinya akan rehat dan bakal kembali ke Solo setelah 2024. Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah menanggapi Jokowi yang layak menjabat Sekretaris Jendral PBB atau Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah menyelesaikan tugasnya pada masa jabatan Kepala Pemerintahan RI.

Sebelumnya, Jokowi membeberkan rencananya saat tak lagi menjabat sebagai Presiden setelah Pilpres 2024. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara dengan The Economist pada Sabtu, 12 November 2022.

“Saya akan kembali ke kota saya, Solo, sebagai rakyat biasa,” ujar Jokowi, merespons pertanyaan Zanny Beddoes saat meyakinkan apakah Jokowi benar-benar mengakhiri jabatan kepresidenannya.

Said mulanya mengapresiasi rencana Jokowi yang ingin aktif di bidang lingkungan. Said menilai persoalan lingkungan hidup menjadi salah satu isu penting dunia.

“Keinginan Presiden Joko Widodo untuk aktif pada bidang lingkungan selepas beliau menyerahkan estafet kepemimpinan nasional kepada presiden terpilih pada Pemilu 2024 perlu kita apresiasi. Persoalan lingkungan hidup memang menjadi isu penting dunia ke depan.

Persoalan perubahan iklim telah mendorong dunia makin rentan di banyak hal karena intensi bencana iklim yang makin besar,” kata Said pada Senin, 14 November 2022.

Said menilai Jokowi telah membangun jaringan internasional yang luas. Selain itu, menurutnya, Jokowi telah menunjukkan kapasitasnya dalam mendorong isu lingkungan.

“Jaringan internasional yang sedemikian luas telah beliau rajut, setidaknya selama 10 tahun terakhir ini. Jaringan itu sangat dibutuhkan, bukan hanya oleh Indonesia bahkan dunia dalam menghadapi perubahan iklim. Beliau juga menunjukkan kapasitasnya selama ini dalam kepemimpinan nasional dalam mendorong isu isu lingkungan,” ujarnya.

Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini menyinggung langkah Jokowi yang mendeklarasikan tidak akan dibangun pembangkit listrik berbasis fosil. Begitu pula kebijakan peralihan moda transportasi  yang kini didorong untuk berbasis listrik.

“Misalnya saja, beliau telah mendeklarasikan pemerintahan di bawah kepemimpinannya pada tahun 2025 tidak akan dibangun pembangkit listrik berbasis fosil. Terbaru, Presiden Joko Widodo juga mendorong perubahan mode transportasi yang selama ini bertumpu pada BBM, untuk beralih ke moda transportasi berbasis listrik, setidaknya bisa dimulai dari internal pemerintahan,” katanya.

Karena hal itu, Said berharap Jokowi bisa menjadi lebih dari seorang tokoh di bidang lingkungan usai mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden. Terkait usulan soal Sekretaris Jendral PBB, Said mengatakan gaya kepemimpinan Jokowi di kancah internasional yang dinilai dapat diterima oleh semua pihak.

“Saya pribadi sangat berharap, berkaca pada kapasitas kepemimpinan beliau selama ini, beliau bisa lebih dari sekedar tokoh bidang lingkungan selepas tidak menjabat sebagai presiden.

Gaya kepemimpinannya di kancah internasional yang bisa diterima oleh semua pihak, misalnya saja dalam konflik Rusia dan Ukraina, beliau bisa diterima oleh kedua pemimpin negara tersebut,” katanya.

Said menilai Jokowi bisa menjadi jembatan bagi kedua pemimpin negara besar di dunia, yakni Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping.

“Lebih jauh, di mata negara negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, Presiden Joko Widodo juga bisa menjadi jembatan kedua pemimpin, baik dari Presiden Xi Jinping maupun Presiden Joe Biden. Kepemimpinan Presiden Joko Widodo juga bisa mendorong partisipasi lebih luas negara negara negara Arab di Indonesia, seperti Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *