Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (Korea Disease Control and Prevention Agency/KDCA) membeberkan pasien yang merupakan laki-laki berusia 50 tahun itu meninggal dunia tak usang sehabis melakukan perjalanan dari Thailand.
KDCA memaparkan laki-laki tersebut kembali ke Korsel pada 10 Desember sesudah empat bulan bertugas di Thailand.
Dikutip The Straits Times, sehari usai tiba di Korsel atau pada 11 Desember, pria itu dilarikan ke tempat tinggal sakit. Ia lalu meninggal pada 21 Desember.
Badan kesehatan Korsel itu juga menerangkan untuk menentukan penyebab akhir hayat, pihaknya melakukan tes genetik kepada tiga jenis patogen penyebab Naegleria fowleri.
Berdasarkan hasil tes gen dalam tubuh laki-laki itu 99,6 persen seperti dengan yang didapatkan di pasien meningitis yang dilaporkan di mancanegara.
Ini menjadi masalah pertama dari penyakit semacam itu di Korea Selatan. Kasus pertama Naegleria fowleri dilaporkan terjadi di Virginia pada 1937.
Naegleria fowleri yaitu ameba atau organisme hidup bersel tunggal yang hidup di tanah dan air tawar hangat. Mereka hidup di tempat mirip mata air panas, danau, dan sungai, di seluruh dunia.
Ameba memasuki tubuh dengan menghirup lewat hidung dan menjalar ke otak.
KDCA menjelaskan tanda-tanda awal penyakit ini mungkin berupa sakit kepala, demam, mual atau muntah, dan tanda-tanda lain yang menimbulkan pusing parah serta kaku leher.
Masa inkubasi Naegleria fowleri lazimnya berlangsung dua hingga tiga hari dan paling banyak hingga 15 hari.
Namun, KDCA menyampaikan penularan Naegleria fowleri dari insan ke insan tak mungkin terjadi.
Meski begitu, tubuh tersebut mengimbau semoga warga tak berenang di kawasan dan lingkungan yang berpeluang terdapat ameba.
“Untuk menangkal abses Naegleria fowleri, kami menganjurkan semoga menghindari acara berenang dan wisata, menggunakan air bersih dikala bepergian ke kawasan di mana masalah telah dilaporkan,” kata kepala KDCA, Jee Young Mee, dalam pernyataan resmi, seperti dikutip Korea Herald.
Air bersih yang dimaksud mengacu pada semua jenis air yang belum terkotori. Namun, KDCA juga menekankan orang tak bisa terinfeksi penyakit itu dengan meminum air yang terkotori.
Mereka juga mencatat risiko terinfeksi Naegleria terjadi saat suhu air naik selama demam isu panas.