Insiden itu terjadi di sekolah publik Franklin Academy baru ini. Dalam video tersebut terlihat dua siswa pria tengah melaksanakan salat berjamah di sebuah ruangan sekolah.
Ruangan itu diyakini merupakan ruangan sang guru. Tiba-datang guru tersebut tiba dan berteriak: “Kenapa mereka ada di ruangan saya? Siapa yang menyuruh mereka datang ke sini? Guru yang mana?”
Seakan tak terima, guru perempuan itu mengganggu bahkan hingga hampir menginjak tangan salah satu muridnya yang sedang sujud.
“Ini kantor saya, dan kalian melakukan semua sihir itu?” ujar guru wanita itu dalam video yang trend di TikTok itu, Rabu, 13 Desember 2022.
“Saya tidak mengetahui apa yang terjadi di sini. Saya percaya kepada Yesus jadi saya akan berjalan saja di lantai ini.”
Tak dikenali argumentasi para murid itu salat di ruang guru perempuan tersebut. Tidak ada informasi pula soal mereka telah mendapat izin menggunakan ruangan itu atau belum.
Pihak sekolah pun mengonfirmasi kejadian itu dan menyatakan sudah memecat guru tersebut.
Franklin Academy menegaskan tidak bisa menoleransi “sikap diskriminatif dalam bentuk apa pun.
“Meskipun kami tidak mengelola problem personal, kami mampu menyampaikan bahwa guru yang bersangkutan bukan lagi anggota staf Franklin Academy,” ujar pernyataan sekolah yang dikutip NBC.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam Florida, Abdullah Jaber, menilai insiden itu merupakan pelajaran betapa penting staf sekolah mempunyai kesadaran beragama.
“Sangat penting bagi pengelola dan staf sekolah untuk mengenali praktik-praktik dasar keyakinan dalam melayani siswa yang melakukan akidah mereka, dalam hal ini umat Islam,” kata Jaber.
Di Florida sendiri, diskriminasi terhadap warga Muslim memang kerap terjadi. Pada 2022, CAIR-Florida mencatat peningkatan tajam terkait intimidasi dan diskriminasi anti-Muslim di sekolah.
Survei Institute for Social Policy and Understanding (ISPU) juga mengungkapkan sekitar 48 persen keluarga Muslim mengaku memiliki anak yang “menghadapi intimidasi berbasis agama” di sekolah tahun ini.
“Seperlima keluarga Muslim melaporkan bahwa intimidasi terjadi hampir saban hari,” demikian bunyi laporan ISPU.
Menurut ISPU, orang tua Muslim mengaku anak-anak mereka diintimidasi siswa dan orang cukup umur karena akidah mereka.
Sebanyak 64 persen dari mereka menyampaikan intimidasi dikerjakan siswa lain, sedangkan 42 persen yang lain mengaku diskriminasi berasal dari guru maupun pejabat sekolah.