DETAIL.ID, Jambi – Pertambangan batu bara masih menjadi sektor pembahasan yang seksi di Provinsi Jambi. Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Jambi melaporkan luas kawasan tambang terbuka batu bara melebihi separuh luas wilayah Provinsi Jambi.
Peta kawasan tersebut diperoleh dari analisis citra sentinel. Dimana, terdapat 10.332 hektare kawasan tambang terbuka batu bara yang dapat dilihat langsung.
Kawasan terbuka tambang batu bara tersebut tersebar di 7 kabupaten. Masing-masing dengan luasan tambang yang berbeda- beda.
Ke-7 kabupaten itu, yakni Batanghari seluas 3.236 hektare, Bungo seluas 2.836, Sarolangun seluas 2.536 hektare, Tebo seluas 1.367 hektare, Muarojambi 220 hektare, Tanjungjabung Barat 101 hektare dan Merangin 37 hektare.
Direktur Eksekutif KKI Warsi, Adi Junedi mengatakan angka tersebut dapat menunjukkan bahaya konflik sosial dan ekologi akibat penambangan batu bara
Ia menyebut, tambang batu bara harus menjadi perhatian serius pemerintah. Mengapa tidak? Hal itu ia katakan lantaran sebagian besar lahan terbuka batu bara belum direklamasi dan dipulihkan fungsinya.
“Ini penting dilakukan untuk memulihkan ekologi pasca tambang,” kata Adi Junedi pada Selasa, 20 Desember 2022.
Secara sosial, Ia mengatakan pengangkutan hasil tambang telah banyak berimplikasi pada kehidupan masyarakat lain. Bukti kasat mata yakni aktivitas truk pengangkut batu bara yang melewati jalan umum hingga kerap menimbulkan segudang permasalahan.
Masalah paling mencolok adalah kemacetan. Selain itu, juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur jalan hingga kecelakaan lalu lintas.
Oleh sebab itu, Warsi mengimbau pemerintah daerah menekan pengusaha batu bara untuk tidak menggunakan jalur transportasi umum. Perusahaan harus membuat dan melewati jalan khusus.
Dengan tegas, Warsi menyuarakan pembangunan jalan khusus tidak menggunakan dana publik.
“Alternatif lainnya batu bara bisa menggunakan jalur sungai,” ujar Adi Junedi.
Reporter: Frangki Pasaribu
Discussion about this post