Dikutip dari akun Instagram Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), @lapan_ri, fenomena tersebut terjadi dua kali sepanjang 2023.
Pertama, 7 Januari 2023 pukul 06.08 WIB / 07.08 WITA / 08.08 WIT (34,2 jam sebelum apoge/jarak terjauh dari Bumi) pada jarak 405.789 Km.
Kedua, 6 Februari 2023 pukul 01.29 WIB / 02.29 WITA / 03.29 WIT (33,6 jam setelah apoge) pada jarak 405.830 Km.
Apa sih Bulan Purnama Mikro?
Dikutip dari situs Edukasi Sains Antariksa LAPAN, Bulan Purnama Mikro atau Micro Full Moon yaitu fase purnama yang bertepatan dengan Apoge, adalah kondisi Bulan meraih jarak terjauh dari Bumi.
Dikutip dari detikcom, dalam satu tahun, terdapat 0 sampai 3 Bulan Purnama Mikro, dengan cuma 0 hingga 1 purnama yang benar-benar Bulan Purnama Mikro.
Menurut Fred Espenak, Astrofisikawan dari NASA, jarak relatif bulan purnama lebih besar 90 persen dari jarak bulan dikala apoge. Pasalnya, waktu terjadinya purnama astronomis tidak begitu jauh selisih waktunya dengan Apoge.
Oleh sebab itu, selisih waktu terjadinya purnama astronomis dilarang lebih dari 81 jam terhadap Apoge.
Bulan Serigala
Terlepas dari Bulan Purnama Mikro, situs Edukasi Sains Antartika LAPAN mengungkap fenomena purnama pada Januari juga mempunyai nama Wolf Moon (Bulan Serigala). Penamaan ini merujuk pada kawanan serigala yang melolong kelaparan di luar perkampungan.
Nama Wolf Moon juga merujuk pada purnama yang terjadi sehabis peringatan yule/saturnalia atau puncak isu terkini cuek, sehingga penduduk orisinil Amerika berdiam diri di rumah.
Selain Wolf Moon, nama fenomena langit Januari ini antara lain:
- Bulan Setelah Yule/Saturnalia (Moon After Yule)
- Bulan Tua (Old Moon)
- Bulan Es (Ice Moon)
- Bulan Akut (Severe Moon)
- Bulan Berdiam (Staying Home/Quiet Moon).