Ginting dan Vitidsarn bermain alot dalam adu dua gim berdurasi 58 menit. Skor 25-27 dan 15-21 menandai simpulan kiprah Ginting di India Open 2023.
Kekalahan atlet tunggal putra Indonesia berperingkat terbaik di ranking BWF itu tak lepas dari peristiwa putus senar raket.
“Gim kedua, aku juga terus berusaha untuk menjaga poin. Saya juga terus berupaya untuk mendapatkan setiap poin. Ada strategi untuk mampu menerima poin.”
“Cuma senar raket aku putus di poin-poin kritis. Sampai empat kali senar raket putus. Padahal seharusnya bila senar tak putus, saya bisa menerima poin dan bisa menghipnotis performa musuh,” terperinci Ginting.
Peraih medali perunggu Olimpiade 2020 itu tak memungkiri pertarungan melawan Vitidsarn cukup alot dan butuh perjuangan untuk menerima poin.
“Seandainya gim pertama mampu menang, tentu akan memengaruhi penampilan musuh. Hanya aku kurang detail di poin-poin terakhir,” ucap Ginting.
Tak ingin tertambat dengan kegagalan di India, Ginting menatap Indonesia Masters 2023 yang akan berlangsung pekan depan.
“Selama sepekan di sini, aku tetap merasa bahagia dengan penampilan aku. Setelah ini pasti tetap ada penilaian. Apalagi sesudah ini masih ada turnamen Indonesia Masters di Jakarta,” katanya.
“Untuk menghadapi turnamen Indonesia Masters, saya mesti enjoy lagi. Karena dalam dua ahad terakhir ini sungguh ketat dan menyedot energi. Saya akan konsentrasi ke diri sendiri, menjaga tampilan karena kekuatan otot tidak mampu ditingkatkan atau digeber lagi,” aku Ginting.
(nva/nva)