Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan memanen air hujan menjadi salah satu langkah untuk menangani kekeringan tamat fenomena El Nino.
“Seluruh masyarakat dan Pemerintah Daerah mampu memanen air hujan yang telah turun Januari dan sejak tahun kemudian menyanggupi waduk-waduk, embung-embung itu jangan disia-siakan lari ke sungai dan bahari,” ujar ia secara virtual, Jumat (27/1).
Ia mengklaim BMKG telah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BRIN untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengisi waduk lewat awan hujan yang disemai di kawasan penampungan air.
“Mumpung awan erat ke waduk hujan turun ke danau atau waduk. Makara konsepnya ialah menyimpan dan menampung air hujan dikala nanti kelemahan air,” ujarnya.
Di samping itu Dwikorita tidak menyarankan untuk memperdalam sumur bor. Namun dia tidak menerangkan apa maksud dari larangan memperdalam sumur bor yang kerap terdapat di tiap rumah-rumah warga,
“Ada juga melakukan (pendalaman) boran air dari tanah. Ini pandangan kami, jika salah mohon maaf, lebih baik kita tingkatkan air yang ada di permukaan dulu, ditampung mirip tadi. Itu bisa dijalankan oleh komunitas penduduk ,” tuturnya.
Ia menandakan masyarakat di desa-desa ada yang sudah membuat bendungan sebagai penampungan air. Makara, dikala terjadi kekeringan, bendungan mampu dialirkan ke irigasi sehingga mampu jadi sumber air saat kemarau tiba.
(can/arh)