Gempa modern yakni yang berkekuatan Magnitudo 5,7 mengguncang Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Kamis , 26 Januari 2023. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan pusatnya berada di 140 kilometer Tenggara Melongunae.
Lokasi tepatnya berada di 2.82 Lintang Utara, 127.09 Bujur Timur di kedalaman 10 kilometer. BMKG sempat mengimbau warga akan gempa susulan.
“Waspada kepada gempa susulan,” kata BMKG.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyampaikan gempa modern itu disebabkan oleh deformasi batuan dalam di Lempeng Laut Maluku.
“Dengan mengamati lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi ialah jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis , 26 Januari 2023.
Ia menjelaskan hasil analisis mekanisme sumber menawarkan gempa mempunyai prosedur pergerakan mendatar-naik alias oblique thrust fault.
Berdasarkan catatan Daryono, gempa ini ialah rangkaian gempa M 7,1, yang mengguncang Maluku pada 18 Januari 2023.
“Hingga pukul 11.40 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 205 acara gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 5,9 dan terkecil M 2,9,” tuturnya.
Berdasarkan perhitungan peta guncangan, Daryono menerangkan gempa ini menjadikan guncangan di daerah Damau, Kepulauan Talaud, Loloda Kepulauan, Halmahera Utara, Kabaruan, Kepulauan Talaud dengan skala intensitas III – IV MMI.
Namun, hingga ketika ini belum ada laporan efek kerusakan yang ditimbulkan akhir gempabumi tersebut. Hasil pemodelan memperlihatkan bahwa gempa ini tidak memiliki potensi tsunami.
Kondisi batuan
Gempa awal dari rangkaian 205 lindu di sekitar Sulut ini sendiri terjadi pada 18 Januari 2023 pukul 13.06.14 WIB.
BMKG mengungkap lokasi sentra gempa bumi terletak di laut yang berjarak sekitar 141 km tenggara kota Melonguane, yang ialah ibu kota Kabupaten Kepulauan Talaud. Magnitudo-nya 7,1 dengan kedalaman 64 km.
Dikutip dari situs Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, gempa ini, berdasarkan data The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat dan Geo Forschungs Zentrum (GFZ), Jerman, diakibatkan oleh aktivitas penunjaman ganda Punggungan Talaud Mayu dengan jenis mekanismenya sesar mendatar.
“Kejadian gempa bumi ini tidak potensial mengakibatkan tsunami walaupun lokasi sentra gempa bumi terletak di maritim, alasannya adalah energinya tidak cukup kuat untuk mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang mampu memicu terjadinya tsunami,” tutur Badan Geologi.
Terlepas dari itu, keadaan batuan lokasi terdekat sentra gempa, adalah Kepulauan Talaud, mampu memperkuat imbas gempa ini.
Badan Geologi mengungkapkan morfologi tempat Kepulauan Talaud berbentukperbukitan pada bab tengah pulau, lembah dan dataran pantai.
Daerah ini pada umumnya tersusun oleh endapan Kuarter yang terdiri dari endapan pantai, endapan sungai, dan batuan rombakan gunungapi muda yang sebagian sudah mengalami pelapukan.
“Endapan Kuarter dan batuan rombakan gunungapi muda yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) memperkuat efek guncangan, sehingga beresiko guncangan gempa bumi,” menurut forum tersebut.
Badan Geologi pun menyebut “Kabupaten Kepulauan Talaud tergolong riskan peristiwa gempa bumi dan tsunami”.
“Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpeluang menyebabkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.”
(can/arh)