Medan – Problem dalam dunia perguruan tinggi adalah masih banyaknya pengangguran dari kalangan sarjana yang telah menambatkan bangku kuliah.
Anda boleh percaya atau tidak percaya dengan hal ini. Namun Badan Pusat Statistik (BPS) menguatkan asumsi tersebut.
Menurut data BPS, tahun 2022 serapan tenaga kerja di Indonesia masih didominasi oleh tamatan SD ke bawah.
Dalam arti, tenaga kerja yang tidak sekolah, belum tamat SD, atau tamat SD yang mendominasi dunia tenaga kerja dengan persentase sebesar 39,10 persen.
Sebaliknya, tenaga kerja berlatar pendidikan tinggi hanya terserap 12,6 persen dari total angkatan kerja sebanyak 143,72 juta orang.
Kondisi memprihatinkan ini ditengarai akibat tidak sinkronnya kualifikasi lulusan pendidikan tinggi dengan kebutuhan industri.
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan produksi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2021 menyebut, horizontal mismatch atau latar belakang pendidikan tak sesuai kualifikasi pekerjaan mencapai 68,4 persen.
Angka ini meningkat dari temuan survei angkatan kerja nasional 2015 yang mencatat vertical mismatch mencapai 53,3 persen.
“Perguruan tinggi menghasilkan alumni yang siap latih,” ujar ujar Rektor Universitas Pertamina (UPER) Prof. Ir. I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja.
Dari keterangan resmi pihak Universitas Pertamina yang diterima DETAIL.ID, Selasa, 7 Januari 2023 disebutkan hal itu dikatakan Rektor pada wawancara di kegiatan Dies Natalis Ke-7 UPER, 1 Januari 2023.
Sementara itu, sambung Rektor, industri justru membutuhkan lulusan yang siap kerja.
Untuk mengatasinya, ia katakan kalau Universitas Pertamina (UPER) gencar bersinergi dengan berbagai industri agar alumni lebih memahami kondisi riil.
Terhitung sejak pendiriannya di 2016, tambah Prof Wirat, UPER telah menjalin kerja sama dengan 276 lembaga yang meliputi instansi pendidikan, asosiasi, industri dan instansi pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri.
Teranyar, kata Rektor, UPER menggandeng kerja sama dengan PT Mustika Ratu Tbk., Universiti Teknologi Petronas Malaysia.
Lalu dengan BPJS Ketenagakerjaan, PT Lippo General Insurance Tbk, PT FKA Global Aveva, PT Polytama Propindo dan Thursina International Islamic Boarding School.
“Kerja sama ini direalisasikan dalam bentuk magang di perusahaan bagi mahasiswa dan alumni,” ujarnya.
Kemudian, tambahnya, kerjasama dalam penyelenggaraan credit earning program dalam rangka mendukung Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).
Selain itu, ia katakan upaya peningkatan kualitas SDM pengajar juga gencar dilakukan melalui akselerasi tridharma pendidikan seperti program praktisi mengajar.
Selanjutnya adalah joint research, penyelenggaraan berbagai simposium, dan keterlibatan dosen di berbagai program pengayaan pengetahuan masyarakat.
Berbagai upaya menyiapkan lulusan berkualitas yang dilakukan UPER dalam program zero unemployment, membuahkan hasil.
Rektor bilang, hingga akhir 2022, persentase serapan alumni UPER mencapai 93,6 persen.
Dari 2.369 lulusan yang ada, sebanyak 1.209 berkarir di industri, 81 melanjutkan pendidikan tinggi, dan 85 membangun wirausaha.
Rahmadini Jofansa, alumni Universitas Pertamina program studi Teknik Mesin, merupakan salah satu lulusan yang merasakan manfaat dari program tersebut.
Rahmadini menyampaikan bahwa berkuliah di Universitas Pertamina adalah sebuah maslahat bagi dirinya.
“Semasa kuliah saya mendapatkan banyak peluang untuk mengembangkan diri saya,” kata dia.
“Bahkan saat melakukan kerja praktik, saya mendapat kesempatan untuk melakukannya di PT Pertamina Refinery Unit II Dumai,” tuturnya lagi.
Ia juga mendapatkan bimbingan dari dosen praktisi industri yang berguna bagi dirinya.
Ia sendiri kini berkarir sebagai Asset Retirement di PT Pertamina Hulu Rokan.
Di samping tingginya tingkat penerimaan alumni yang bekerja pada industri, UPER juga getol menumbuhkan bibit pengusaha muda.
Untuk meningkatkan minat berwirausaha, Budi W. Soetjipto, Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UPER menjelaskan, saat ini UPER sudah memiliki program yang memfasilitasi mahasiswa dan alumni dalam mengembangkan usaha.
“Program inkubasi bisnis hadir menjadi salah satu upaya UPER dalam mencetak wirausaha muda. UPER memberikan pendanaan bagi para insan muda kreatif. Mereka juga mendapatkan pelatihan dan bimbingan dari para mentor yang ahli di bidangnya,” ujar Budi.
Reporter: Heno
Discussion about this post