Medan – Menjelang hari-hari besar keagamaan nasional (HBKN), selalu muncul persoalan ekonomi yang harus dihadapi Pemerintah.
Kata Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, kepada para wartawan, kemarin, persoalan klasik menjelang dan saat HBKN itu adalah inflasi yang kerap menghantui perekonomian.
Masalah klasik ini, menurutnya, harus segera diatasi agar masyarakat tidak kesulitan di bulan Ramadan dan Idul Fitri.
“Dan kita akan mencari formula yang tepat mengatasi kenaikan inflasi jelang bulan Ramadan,” kata dia.
Ia menyebutkan, inflasi tahunan Sumut bulan Februari 2023 sebesar 5,88 persen secara tahun ke tahun atau year on year (yoy).
Edy bilang, salah satu komoditas bahan pangan yang memicu inflasi saat ini yaitu bawang putih.
Kenaikan bawang putih mencapai 4,62 persen dari bulan ke bulan atau month to month (mtm).
Sedangkan harga komoditas utama pangan lainnya seperti telur ayam, minyak goreng dan gula pasir di atas rerata Sumatera dan Jawa.
Menurut Edy Rahmayadi, batas atas inflasi Sumut saat ini adalah 3+1 sedangkan batas bawahnya 3-1.
Oleh karena ini menurutnya, inflasi 5,88% sangat tinggi dan berpengaruh besar bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.
“Saya tidak berbicara membandingkan dengan provinsi lain. Tetapi, ini sangat berpengaruh pada kehidupan rakyat kita, harga tidak stabil, begitu juga nilai barang dengan UMR khususnya pangan,” kata Edy.
Persoalan ini pun telah, kata dia, dibicarakan saat acara High Level Meeting TPID Pemprov Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman Nomor 41, Medan, Kamis, 9 Maret 2023 lalu.
Menurut Edy Rahmayadi, Sumut sebagian besar surplus untuk bahan pokok pangan, namun inflasi masih cukup tinggi.
Ada tiga hal yang menurut Edy Rahmayadi perlu diperhatikan yaitu rantai distribusi, spekulan dan infrastruktur.
Kata dia, hal ini yang perlu dievaluasi. Ia memastikan kalau Bulog, Forkopimda dan Pemprov Sumut akan terus mengawal hal ini.
“Saya berharap beberapa waktu ke depan, kemudian bulan puasa, Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan hari besar lainnya tidak melambung lagi inflasi kita,” tutur Edy Rahmayadi.
Reporter: Heno
Discussion about this post