TEMUAN
Piala Soeratin U-15 dan U-17 PSSI Tidak Melibatkan SSB se-Kota Jambi, Ada Apa dengan Askot dan Asprov PSSI Jambi?

DETAIL.ID, Jambi – Pengurus Asosiasi Sekolah Sepakbola Kota Jambi (Askoja) kecewa, lantaran ajang resmi PSSI yakni Piala Soeratin U15 dan U17 tidak melibatkan atau mengikutsertakan SSB yang berada di Kota Jambi, yang dimulai dari 10 November 2024 lalu.
Ketua Askoja pun menyayangkan hal ini. Dia kecewa dengan pihak Askot dan Asprov PSSI Jambi yang disinyalir menjadi sebab Piala Soeratin tahun ini tidak melibatkan SSB se-Kota Jambi.
“Saya sangat menyayangkan itu. Karena apa, pertama event-event ini kan ini sarana untuk anak-anak ini mengaktualisasikan, meningkatkan minat dan bakatnya,” kata salah satu Ketua SSB di Kota Jambi pada Selasa, 12 November 2024.
Dan lagi, ada banyak SSB yang berada di Kota Jambi. Antusiasme anak usia dini terhadap dunia olah raga sepakbola seharusnya dapat difasilitasi oleh Askot dan Asprov PSSI Jambi dengan melibatkan peran sertanya dalam ajang resmi PSSI macam Soeratin Cup.
Namun yang terjadi malah sebaliknya. Ketua Askoja pun bingung sekaligus kecewa. “Saya enggak tahu kenapa bisa terjadi demikian. Apakah karna miskomunikasi atau tidak adanya koordinasi antara Askot dengan Asprov saya enggak tahu juga. Cuma poin yang saya sampaikan, event ini sangat penting,” ujar salah satu Ketua SSB di Kota Jambi.
Hal itu sebab menurutnya untuk membangun dunia olahraga sepakbola Jambi yang unggul dan berdaya saing. Hal mendasar yang harus diseriusi adalah membangun generasinya, yakni anak usia dini yang tersebar di berbagai SSB.
“Omong kosong kita bisa ini (sepakbola bagus) kalau tidak menyiapkan dari bibitnya,” ujar salah satu Ketua SSB di Kota Jambi.
Pencurian Umur Oleh SSB Demi Ikut Kompetisi
Selain itu, Ketua Askoja tersebut juga menyorot soal maraknya aksi pencurian umur oleh oknum pihak SSB. Dimana umur secara sengaja diklaim sedemikian rupa demi bisa mengikuti kompetensi yang ada.
Meski tidak secara gamblang menyebutkan pihak-pihak atau SSB terkait. Namun ia mengimbau agar aksi-aksi pencurian umur tak terulang lagi.
Membenarkan aksi pencurian umur dinilai sebagai bentuk toleransi dan pengajaran kecurangan terhadap anak, hal ini tentu berbanding terbalik dengan misi SSB sendiri yakni mencetak pemain profesional dan berjuang secara sportif.
“Harapan saya cuma itu. Usia dini ini betul-betul diperhatikan, sehingga kita bisa melahirkan generasi berkualitas ke depan. Tanpa kecurangan, tanpa pencurian umur, event yang berkesinambungan,” katanya.
PSSI Jambi Belum Merespons
Soal ketidakikutsertaan SSB di Kota Jambi dalam ajang Soeratin Cup U-15 dan U-17. Ketua Ketua Asprov PSSI Provinsi Jambi mengarahkan koordinasi dengan panitia penyelenggara.
“Sore, tolong koordinasi dg panitia yo, nanti sayo cek,” kata M Fadhil Arief pada Selasa, 12 November 2024.
Sementara itu Ketua Askot PSSI Kota Jambi Robbi Ramadhan dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp belum merespons hingga berita ini tayang.
Adapun Piala Soeratin U-15 putaran provinsi diikuti 3 tim, yakni SSB Indonesia Putra (Tanjungjabung Barat), Esa Pratama (Kerinci), dan Harimau Sumatera (Merangin).
Untuk Piala Soeratin U-17 diikuti lima tim yakni, PS. Sailun Salimbai (Muarojambi), Merangin FC, Persebri (Batanghari), PS. Kerinci dan Persitaj Tanjab Barat.
Reporter: Juan Ambarita
TEMUAN
Pembangunan Tahap II Laboratorium Poltekkes Kemenkes Jambi Diduga Menadah Galian C Ilegal, LGN Segera Aksi

DETAIL.ID, Jambi – Kisruh dugaan penggunaan material galian c ilegal pada pembangunan tahap II Gedung Laboratorium Poltekkes Kemenkes Jambi senilai Rp 34.678.754.000 dari duit APBN 2024 semakin panas.
Terbaru, sejumlah Pemuda Jambi yang mengatasnamakan Lingkar Gerakan Nusantara (LGN) menegaskan bahwa mereka bakal segera turun aksi ke Mabes Polri terkait persoalan pada proyek Poltekkes Kemenkes Jambi.
“Iya, kita Insya Allah turun,” ujar Ketua Umum LGN, Erwin Harahap pada Kamis, 20 Maret 2025.
Menurut Erwin, sebagai kontrol sosial pihaknya bakal mendesak agar Bareskrim Polri dan Kejaksaan Agung untuk segera memanggil dan memeriksa Direktur Poltekkes Kemenkes Jambi serta pimpinan PT Burniat Indah Karya atas dugaan pelanggaran Pasal 161 UU No 3 tahun 2020 tentang Minerba.
Dimana pasal ini mengatur sanksi pidana bagi setiap orang yang menampung, memanfaatkan, melakukan pengolahan/pemurnian, pengembangan/pemanfaatan, pengangkutan, atau penjualan mineral/batu bara yang tidak berasal dari pemegang IUP, IUPK, IPR, SIPB, atau izin lain.
Kemudian, LGN juga bakal meminta Bareskrim Polri dan Kejaksaan Agung memanggil dan memeriksa PPK dan Konsultan Pengawas Proyek Tahap II Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes Jambi yang diduga telah melakukan pembiaran dan kelalaian dalam pembangunan tersebut.
“Kita meminta kepada aparat penegak hukum mengusut tuntas dugaan praktik kolusi atas dugaan hubungan konsultan pengawas pembangunan laboratorium terpadu Poltekkes Kemenkes Jambi dengan penambang ilegal terkait pembangunan Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes Jambi karena diduga ada kepentingan tertentu,” katanya.
Sementara Zulkifli Lubis selaku bos PT Kalimanya Ekspert Konsultan yang merupakan konsultan pengawas dari proyek segede Rp 34.6 miliar tersebut dikonfirmasi lewat WhatsApp belum merespons.
Sama seperti Zulkifli, Dedi selaku Bos PT Burniat Indah Karya juga belum merespons. Sikap bungkam alias tidak adanya keterbukaan informasi itu pun kian menguatkan dugaan adanya kongkalingkong demi meraup cuan gede-gedean secara melawan hukum dalam proyek yang didanai oleh duit negara.
Erwin pun menilai bahwa ini adalah persoalan serius dan ia menegaskan pihaknya bakal mengawal semua proses sampai tuntas.
“Kami menduga perusahaan itu adalah pemenang tahap pertama, dan yang dimenangkan kembali pada tahap kedua, dan diduga akan di-RO-kan kembali sebagai rekanan yang akan mengerjakan tahap tiga nya. Dari awal proyek ini sudah ada kongkalikong antara, Pokja, PPk dan rekanan. Kami akan mengawal permasalahan ini,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita
TEMUAN
Pabrik Sawit yang Tengah Dibangun Ini Diduga Tak Kantongi Perizinan Lengkap

DETAIL.ID, Batanghari – Pembanguan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Desa Rantau Kapas Tuo, Kecamatan Muara Tembesi, Batanghari menuai gejolak di kalangan masyarakat.
Pasalnya mobilitas truk pengangkut material bertonase besar yang belakangan banyak berlalu lalang menyebabkan warga sekitar khawatir dengan kondisi ruas jalan Desa Pelayangan menuju ke areal pembangunan pabrik di Desa Rantau Kapas Tuo.
Selain itu, pabrik kelapa sawit yang belum diketahui jelas namanya tersebut diduga belum melengkapi legalitas pendirian pabriknya. Kepala Desa Rantau Kapas Tuo Fitri Kurniawan dalam pemberitaan terbit di media massa bahkan mengaku belum tahu jelas nama dan empunya pabrik sawit tersebut.
“Perusahaan tersebut memang sudah pernah melapor kegiatannya. Meminta izin lokasi dan masyarakat setempat, tapi mengenai izin lainnya kami tidak tahu karena itu yang mengeluarkan adalah Pemda,” katanya.
Sementara Kepala DPMPTSP Batanghari, Hendri Jumiral dikonfirmasi perihal perizinan perusahaan pabrik tersebut mengarahkan kepada Kabid Perizinan.
Kepala Bidang Perizinan DPMPTSP Novery saat dikonfirmasi mengaku belum ada laporan mengenai izin dari perusahaan tersebut. Sementara Kabid Perizinan DPMPTSP Novery mengaku belum ada laporan izin yang masuk atas perusahaan pabrik sawit tersebut.
“Perusahaan yang mana itu, setahu saya belum ada laporan izin yang masuk,” katanya.
Lebih lanjut informasi dihimpun bahwa pihak perusahaan pabrik sawit tersebut telah tiga kali dipanggil oleh Satpol PP Batanghari terkait masalah perizinan pendirian pabriknya yang disinyalir tidak lengkap namun pihak perusahaan selalu mangkir.
Namun soal ini Kepala Satpol PP Batanghari, Adnan saat dikonfirmasi belum ada memberikan pernyataan.
Saat ini awak media masih terus menelusuri informasi lebih lanjut soal keberadaan dan pembangunan pabrik yang diduga tak berizin tersebut.
TEMUAN
Temuan Kuatkan Dugaan RSP Rantau Rasau Tak Sesuai Spek, Beberapa Konsultan Diduga Digeser PT Belimbing Sriwijaya

DETAIL.ID, Tanjungjabung Timur – Berbagai temuan serta indikasi yang mencuat, kian menguatkan dugaan bahwa proyek pembangunan RS Pratama Rantau Rasau di Tanjungjabung Timur yang menelan duit Rp 43.8 miliar dari dana DAK, dikerjakan asal jadi.
Lihat saja kondisi fisiknya yang sudah banyak mengalami keretakan pada beberapa sisi gedung yang kemudian diperparah lagi dengan buruknya sanitasi di gedung pelayanan kesehatan tersebut, yang hanya berselang beberapa bulan pasca diresmikan.
Seakan minim perencanaan sebelum pekerjaan, gedung rumah sakit yang digarap oleh kontraktor pelaksana PT Belimbing Sriwijaya bersama KSO PT Bukit Telaga Hasta Mandiri dengan pengawasan PT Kalimanya Exspert Konsultan pun tak henti-henti menuai sorotan.
Informasi juga dihimpun bahwa dalam prosesnya, pelaksana disinyalir mengganti beberapa personel dari konsultan pengawas, dengan dalih menghalangi proses pekerjaan. Hal itu pun semakin menguatkan dugaan bahwa banyak item pekerjaan bangunan gedung RSP Rantau Rasau yang tidak sesuai spesifikasi.
Soal ini, Binanga selaku PPTK proyek RSP Rantau Rasau dikonfirmasi via WhatsApp tidak merespons hingga berita ini tayang. Begitupula dengan pihak pengawas Joel Lubis — bos PT PT Kalimanya Exspert Konsultan. Kadinkes Tanjungjabung Timur, Ernawati juga nampak memilih tak merespons. Mereka tak mau ambil pusing.
Dengan respons minimnya keterbukaan informasi dari para pihak bertanggungjawab, angan-angan Rumah Sakit Pramata senilai Rp 43,4 miliar dari dana DAK tersebut menjadi pusat layanan kesehatan yang memadai dan nyaman bagi warga 4 kecamatan sekitar yakni Sadu, Nipah Panjang, Rantau Rasau, dan Berbak pun seolah kian jauh dari realita.
Pihak terkait didesak tanggung jawab atas proyeknya. Serta lembaga berwenang atau aparat penegak hukum untuk melakukan audit menyeluruh atas proyek gede tersebut. Mengingat tujuan pembangunan RSP Pratama yang tak lain untuk menghadirkan pelayanan kesehatan prima bagi warga sekitar.
Reporter: Juan Ambarita