DAERAH
Wisata Air Terjun Telentam Lubuk Jering Dan Geliat Ekonomi Masyarakat Pedesaan

DETAIL.ID, Sarolangun – Pemerintah Kabupaten Sarolangun, Jambi, melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) setempat saat ini terus berupaya mengeksplorasi berbagai potensi objek wisata yang ada di daerah itu.
Hal tersebut di upayakan, dengan harapan selain sebagai untuk daerah yang menjadi tujuan wisatawan. Juga sebagai upaya untuk memunculkan geliat atau semangat tumbuhnya potensi perekonomian baru bagi masyarakat sekitar objek wisata.
Teranyar, harapan ini muncul dari masyarakat sekitar objek wisata air terjun telentam Desa Lubuk Jering, Kecamatan Air Hitam.
Objek wisata tersebut saat ini dikelola oleh sekelompok pemuda yang tergabung dalam Karang Taruma Desa, yang selanjutnya membuat kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
Untuk berkunjung kesana, dari pusat kota Kabupaten Sarolangun berjarak lebih kurang 60Km, perjalanan menggunakan kendaraan roda empat lebih kurang tiga jam dan roda dua hanya berkisar satu jam lebih, dengan medan jalan mendatar tidak ada pendakian dan untuk roda dua bisa sampai langsung ke lokasi air terjun tersebut.
Ketua Pokdarwis Telun Telentam Lubuk Jering Aan Indrawan, dijumpai Detail saat berkunjung ke objek wisata tersebut, Minggu (5/7/2020) kemarin mengatakan berbagai perjuangan dilakukan mereka agar Desanya menjadi tujuan wisata dengan memiliki objek wisata yang menjanjikan peningkatan perekonomian selain hanya soal rekreasi semata.
Aan bercerita, berawal dari pembukaan jalan pada bulan Juni tahun 2018 yang lalu, saat itu objek wisatanya belum dibuka. Selanjutnya seiring berjalannya waktu dengan adanya berbagai masukan dari masyarakat setelah itu baru dibuka objek wisata air terjun telentam ini.
“Air Terjun Telentam menawarkan keindahan alam sekitar dengan hutan yang masih suci dan pepohonan yang rimbun serta udara yang sejuk dan masih segar, selain air terjunnya dua tingkat,” kata Aan Indrawan kepada Detail.
Ia meyakinkan bahwa akan ada timbal balik yang akan diterima pengunjung saat berada disini setelah lelah dalam perjalanan, dengan menikmati kesejukan airnya.
“Sejak dibuka, kami hitung-hitung sudah ribuan pengunjung yang datang kesini hingga hari ini. Terutama saat lebaran yang lalu dan hari libur lainnya,” ujarnya.
Aan menyebut, dari apa yang dikelola kelompoknya saat ini, pihak memantau bahwa pengunjung yang datang mulai dari lokal Kecamatan Air Hitam dan dari luarnya maupun dari Kabupaten tetangga.
Sementara itu, dari berbagai upaya yang kelompoknya lakukan. Untuk perhatian Pemerintah sendiri terutama Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Sarolangun termasuk yang mengarahkan untuk pengembangannya.
“Dari tahun 2019 kita sudah tiga kali mengikuti pelatihan, mulai dari pembentukan kelompok sadar wisata (Pokdarwis), Home Stay, dan Pramuwisata. Itu sudah kita ikuti,” kata Aan.
Berjenjang dari situ kata Aan, baru ia menggerakkan kawan-kawan Karang Taruna khususnya. Kemudian menjadi Pokdarwis untuk mengelola objek pariwisata ini.
“Awalnya berjumlah 52 orang, setelah itu kita seleksi lagi sampai hari ini hanya 17 orang,” ujar Aan.
Untuk kedepannya ia berharap, tentu hal ini dapat menjadi penggaet ekonomi tersendiri bagi masyarakat. Bahkan Pemerintah pun memasukkan pariwisata sebagai pemasukan bagi daerah maupun pemerintah pusat.
“Tentu kami pun berharap dukungan semua pihak, mulai dari Pemerintah Desa maupun Pemerintah Kabupaten. Agar wisata kami bisa lebih maju lagi dan bisa mengangkat ekomomi masyarakat Desa Lubuk Jering,” kata Aan Indrawan.
Detail didampingi penggiat wisata Kabupaten Sarolangun, dalam agenda jelajah dan eksplor objek wisata Kecamatan Air Hitam saat itu, atas nama Baim Arbain dan Suryadi Yed yang di kenal masyarakat Kabupaten Sarolangun sebagai Temenggung Rimbo.
Kepada Detail, Suryadi mengatakan bahwa pihaknya saat ini terus menggerakkan masyarakat setempat untuk sadar akan berbagai pengembangan objek wisata, selain soal untuk menjadi daerah yang maju dan menjadi tujuan wisata ia menilai bahwa pariwisata juga dapat menjadi tumbuh kembangnya ekonomi masyarakat pedesaan.
“Disparpora sudah melatih kelompok sadar wisata dalam tiga hal. Pertama Tata kelola Pariwisata, kedua Tata kelola Home Stay dan ketiga Pelatihan Pokdarwis,” kata Suryadi.
Kedepan, menurut Suryadi apa yang menjadi fokus pihaknya saat ini dapat memicu semangat masyarakat setempat akan pentingnya menjadi daerah yang berkembang pariwisatanya agar kemudian masyarakat dapat menemukan potensi lain di pariwisata itu selain hanya soal rekreasi.
“Artinya objek wisata juga dapat menjadi tumbuh kembangnya perekonomian, terutama masyarakat desa. Karena memang objek wisata rerata yang menarik minat itu banyak di Pedesaan,” kata Suryadi.

DAERAH
M Shadiq Pasadigoe Serap Aspirasi dan Berikan Bantuan Perbaikan Tempat Penjualan Ikan di Muaro Padang

DETAIL.ID, Padang — Anggota Komisi XIII DPR RI Fraksi Partai NasDem, Ir. M. Shadiq Pasadigoe, S.H., M.M, kembali turun langsung ke tengah masyarakat dalam agenda reses dan penyerapan aspirasi masyarakat pesisir di kawasan Muara Padang, baru baru. Dalam kesempatan tersebut, beliau memberikan bantuan untuk perbaikan tempat los perdagangan ikan, sebagai bentuk kepedulian terhadap nelayan dan pedagang ikan setempat.
Kunjungan tersebut disambut hangat oleh para tokoh masyarakat dan pedagang ikan Muara Padang, yang menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas perhatian nyata M. Shadiq Pasadigoe terhadap kebutuhan masyarakat kecil.
Dalam sambutannya, M. Shadiq Pasadigoe menegaskan bahwa perjuangan membela hak-hak nelayan dan pedagang ikan merupakan bagian dari tugas konstitusional dan amanat Partai NasDem dalam menjalankan gerakan restorasi Indonesia.
“Kita tidak boleh membiarkan para nelayan dan pedagang kecil berjuang sendiri. Negara harus hadir. Bantuan ini bentuk kecil dari upaya kita memperjuangkan hak-hak mereka, agar kehidupan ekonomi pesisir lebih kuat dan sejahtera,” kata Shadiq.
Sebagai anggota Komisi XIII DPR RI, M. Shadiq juga menyampaikan bahwa berbagai regulasi dan program yang sedang diperjuangkan di parlemen berorientasi pada penguatan ekonomi kerakyatan, perlindungan nelayan, dan pemberdayaan UMKM sektor perikanan.
Ia menambahkan, gerakan restorasi yang diusung Partai NasDem bukan hanya slogan politik, tetapi merupakan ikhtiar nyata membangun kembali semangat gotong royong, keadilan sosial, dan kemanusiaan, sebagaimana nilai-nilai luhur bangsa dan filosofi Minangkabau.
“Bak pituah Minang, anak dipangku, kamanakan dibimbiang, urang kampuang dipatenggangkan. Artinya, kita semua punya tanggung jawab moral untuk saling menjaga dan memperkuat sesama,” ujar Shadiq menutup sambutannya.
Dengan adanya dukungan dari wakil rakyat seperti M. Shadiq Pasadigoe, masyarakat Muara Padang berharap agar kawasan perdagangan ikan dapat kembali berfungsi dengan baik, menjadi pusat kegiatan ekonomi yang produktif dan berkelanjutan bagi nelayan dan pedagang setempat.
Reporter: Diona
DAERAH
Lokakarya Berbasis Cinta di MTsN 10 Tanah Datar, Wujudkan Generasi Emas

DETAIL.ID, Tanah Datar – MTsN 10 Tanah Datar menggelar kegiatan Lokakarya Implementasi Kurikulum Cinta (KBC) dengan tema “Implementasi Kurikulum Cinta (KBC) bagi Pendidik serta Meningkatkan Kompetensi Guru Memahami Pembelajaran Mendalam di MTsN 10 Tanah Datar.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 8 Oktober 2025, bertempat di Aula MTsN 10 Tanah Datar. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanah Datar, Amril, Dalam sambutannya, Ia menyampaikan pentingnya inovasi dan pembaruan dalam dunia pendidikan, terutama dalam penerapan kurikulum yang menumbuhkan nilai cinta dan karakter positif di lingkungan madrasah.
Sebagai narasumber utama, Dr. Rika Maria, M.A. memaparkan berbagai strategi dan pendekatan pembelajaran mendalam yang relevan dengan implementasi Kurikulum Cinta (KBC). Rika Maria menekankan bahwa guru berperan penting dalam menghadirkan proses belajar yang bermakna, menyenangkan, serta berpusat pada peserta didik.
Lokakarya ini dihadiri oleh seluruh pendidik MTsN 10 Tanah Datar yang tampak antusias mengikuti setiap sesi. Melalui kegiatan ini, diharapkan para guru semakin memahami konsep pembelajaran mendalam dan mampu mengintegrasikan nilai-nilai cinta, empati, serta tanggung jawab dalam kegiatan belajar mengajar di madrasah.
Kegiatan berjalan lancar dan penuh semangat. MTsN 10 Tanah Datar berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi pendidik agar mampu menciptakan pembelajaran yang bermutu dan berkarakter sesuai dengan semangat Kurikulum Cinta (KBC).
Reporter: Diona
DAERAH
Maulana Larang Truk Isi Solar di SPBU Dalam Kota, Wali Kota Dinilai Monopoli

DETAIL.ID, Jambi – Pemerintah Kota Jambi menerbitkan Surat Edaran Nomor 19 Tahun 2025 tentang Pengaturan Penggunaan Bahan Bakar Solar untuk Kendaraan Roda Enam atau Lebih di SPBU Wilayah Kota Jambi. Kebijakan ini diumumkan oleh Wali Kota Jambi, Maulana saat memimpin apel pelepasan Satgas Pengurai Kemacetan Akibat Antrean BBM Solar di halaman Mako Damkar Kota Jambi, Rabu, 8 Oktober 2025.
Dalam surat edaran tersebut, kendaraan roda 6 atau lebih hanya diperbolehkan melakukan pengisian bahan bakar solar di 7 SPBU yang berada di kawasan jalan lingkar Kota Jambi. Ketujuh SPBU itu akan beroperasi 24 jam penuh untuk memastikan ketersediaan solar bagi kendaraan angkutan tetap terjamin.
Adapun tujuh SPBU yang ditunjuk yaitu;
- SPBU Nomor 24.361.13 di Paal X
- SPBU Nomor 24.361.38 di Talang Bakung
- SPBU Nomor 34.361.54 di Simpang Gago-Gado
- SPBU Nomor 24.376.01 di Lingkar Selatan
- SPBU Nomor 24.376.79 di Bagan Pete
- SPBU Nomor 34.361.02 di Aur Duri
- SPBU Nomor 24.361.04 di Paal VIII.
“Saya sudah berkoordinasi langsung dengan pihak Pertamina agar ketersediaan solar di tujuh SPBU ini terjamin. Jangan sampai ada antrean panjang yang mengganggu arus lalu lintas,” ujar Maulana.
Dari total 17 SPBU di Kota Jambi yang menjual solar, sepuluh di antaranya berada di kawasan dalam kota. Dengan kebijakan baru Maulana, SPBU tersebut bakal hanya diperuntukkan bagi kendaraan roda 4 atau pribadi, tidak bisa lagi bagi kendaraan angkutan berat.
Maulana juga memerintahkan Tim Terpadu Pemkot Jambi, TNI/Polri dan Pertamina untuk melakukan pengawasan ketat di seluruh SPBU dalam kota. Bila ditemukan indikasi pelansiran atau penyalahgunaan barcode pengisian, kata Maulana, segera koordinasikan dengan Polresta dan Kodim 0415/Jambi untuk dilakukan penindakan.
Satgas gabungan akan melakukan patroli rutin guna mencegah antrean panjang kendaraan solar dan memastikan distribusi BBM tepat sasaran. Langkah ini diambil agar penyaluran solar bersubsidi tidak disalahgunakan oleh oknum pelangsir dan agar arus lalu lintas di Kota Jambi tetap lancar.
Wali Kota juga mengingatkan pengelola SPBU untuk mematuhi seluruh ketentuan dalam surat edaran. Pelanggaran terhadap aturan ini akan dikenai sanksi tegas, mulai dari tilang kendaraan, teguran administratif, hingga pencabutan izin operasional SPBU.
“Tidak ada toleransi bagi pelanggar. Semua demi kepentingan masyarakat dan kelancaran lalu lintas di Kota Jambi,” katanya.
Namun kebijakan Maulana tersebut tak terlepas dari kritikan oleh elemen masyarakat. Salah satunya datang dari Lembaga Perlindungan Konsumen Nusantara Indonesia (LPKNI). Ketua LPKNI, Kurniadi Hidayat mencium aroma monopoli atau persaingan usaha tidak sehat dari kebijakan baru Maulana itu.
“Karna kita melihat salah satu dari 7 SPBU yang diperbolehkan itu indikasinya punya pak Wali Kota sendiri,” kata Kurniadi.
Selain itu, Ketua LPKNI menyoroti warga atau pekerja di dalam Kota Jambi yang dipaksa harus menempuh jarak lebih jauh ke SPBU pinggiran kota hanya untuk mengisi BBM, kebijakan Maulana dinilai mengesampingkan kelompok warga pada kategori tersebut.
“Misalkan tinggalnya itu di Sipin, jauh kemana-mana (7 SPBU). Sementara dia kerja di toko material. Jadi itupun harus dipertimbangkan,” ujarnya.
Menurut Kurniadi, seharusnya Wali Kota Jambi Maulana dapat memberi ruang bagi warga masyarakat pengguna kendaraan roda 6 untuk tetap dapat mengisi BBM pada SPBU dalam kota.
“Setidak-tidaknya harus punya izin khusus yang memang mobil dalam Kota dan kerja di kota Jambi, agar diberikan stiker khusus agar bisa mengisi BBM pada SPBU dalam Kota,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita