NIAGA
Aksa Mahmud Caplok Hotel Lippo Group

DETAIL.ID, Saham – Kelompok usaha milik keluarga Aksa Mahmud, Bosowa Corporation, mengakuisisi seluruh aset hotel milik Grup Lippo yang berlokasi di Makassar pada 2008.
Prospek Hotel Imperial Aryaduta milik Keluarga Riady melalui PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) memikat hati Bosowa Corporation. Lokasi strategis di kawasan Pantai Losari, yang berada di sisi barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi salah satu alasan.
Hotel Imperial Aryaduta di Makassar tercatat memiliki 230 kamar dengan luas tanah 5.272 meter persegi saat dipinang oleh keluarga Aksa Mahmud. Kesepakatan jual beli diteken melalui lini usaha Bosowa Corporation, PT Makassar Hotel Network, pada Desember 2007.
Transaksi pembelian aset Lippo Karawaci di Makassar itu dipaparkan oleh Erwin Aksa, anak Aksa Mahmud, dalam pemberitaan Koran Bisnis Indonesia edisi 18 Januari 2008.
Dalam artikel berjudul “Bosowa akuisisi aset hotel Lippo Karawaci di Makassar”, Erwin menjelaskan alasan serta detail transaksi pembelian Hotel Imperial Aryaduta di Makassar.

Koran Bisnis Indonesia edisi 18 Januari 2021. (Bisnis Indonesia)
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”baca juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ include_category=”658″]
Erwin yang saat itu menjabat sebagai CEO Bosowa Corporation menilai hotel berbintang lima memiliki prospek yang baik pada masa mendatang. Selain lokasi strategis, Hotel Imperial Aryaduta menurutnya memiliki brand image yang kuat.
“Nilai transaksi pembelian ini senilai US$17 juta yang kami danai dengan modal sendiri ataupun pinjaman perbankan. Harapannya bulan Februari nanti semua proses pengambilalihan selesai,” ujarnya dikutip melalui Koran Bisnis Indonesia edisi 18 Januari 2008.
Erwin menyatakan pemilik baru tidak akan mengganti manajemen hotel yang didirikan pada 1997 tersebut. Akan tetapi, dilakukan perbaikan untuk meningkatkan tingkat hunian atau okupansi.
Adapun, durasi kerja sama dengan jaringan grup Aryaduta International yang masih tersisa beberapa tahun saat itu menurutnya masih akan dipertahankan.
Berdasarkan pemberitaan Bisnis saat itu, Grup Lippo lewat PT Gowa Makassar Tourism Development juga mengembangkan kota mandiri Tanjung Bunga seluas 1.000 hektare (ha) di Makassar. Lokasi itu memiliki daerah permukiman, sekolah, rumah sakit internasional, dan pusat perbelanjaan.
Erwin mengungkapkan Bosowa kala itu menyiapkan Rp1 triliun untuk mengembangkan divisi usaha properti di Makassar dan sekitar Jabodetabek. Salah satu rencana yang disebut yakni pembangunan satu gedung perkantoran 60 tingkat di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
Bosowa Corporation, lanjut dia, tengah melakukan konsolidasi aset properti. Tujuannya, untuk mengejar target pendirian holding perusahaan properti yang sebagian sahamnya akan dilepas ke publik melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Kelompok usaha Bosowa disebut saat itu tengah berancang-berancang membangun pabrik semen baru di Pulau Jawa berkapasitas 2,5 juta ton pada awal 2009. Langkah itu sebagai bagian memperbesar pangsa pasar di wilayah tersebut.
Bahkan, PT Semen Bosowa sempat berencana menggelar IPO pada medio 2008—2009 dengan mengincar dana segar Rp1 triliun. Namun, rencana itu dikabarkan batal karena krisis global yang melanda.
Aksa Mahmud merintis kelompok usaha Bosowa pada 1973. Perjalanannya dimulai dengan menjadi diler mobil untuk Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Bosowa kini telah memiliki jaring bisnis di lini keuangan, properti, semen, hingga energi. Aksa sempat menduduki posisi ke-44 daftar orang terkaya Indonesia periode 2019 versi Forbes dengan kekayaan sekitar US$170 juta pada 2019.
Untuk periode 2020, Aksa tidak masuk ke dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes. Kelompok usaha itu kehilangan kendali atas PT Bank Bukopin Tbk. (BBKP) pada 2020.
Berdasarkan catatan Bisnis, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya juga memutuskan melarang PT Bosowa Corporindo untuk berbisnis di sektor jasa keuangan sebagai buntut dari BBKP.
Keputusan tersebut tertuang dalam surat OJK nomor 64/KDK.03/2020 tentang Hasil Penilaian Kembali PT Bosowa Corporindo Selaku Pemegang Saham Pengendali PT Bank Bukopin Tbk.
Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa Bosowa Corporindo dinyatakan tidak lulus dalam rangka penilaian kembali pemegang saham Bukopin. Akibat tidak lulus penilaian kembali itu, Bosowa dilarang menjadi pihak utama pengendali atau memiliki saham di lembaga jasa keuangan.
NIAGA
DBH Sawit Bagi Provinsi Jambi Alami Tren Penurunan Sejak 2023

DETAIL.ID, Jambi – Alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat bagi Provinsi Jambi tercatat mengalami tren penurunan sejak 2023 lalu.
Berdasarkan penjelasan Kadis Perkebunan Provinsi Jambi, Hendrizal, alokasi DBH Sawit untuk Provinsi Jambi senilai Rp 23 M untuk tahun 2025. Lebih kecil dari tahun sebelumnya yakni Rp 33 M. Padahal awalnya di 2023 alokasi dana mencapai Rp 38 M.
Menurut Hendrizal, pasca ditransfer ke kas daerah atau BPKPD duit DBH tersebut bakal diperuntukkan bagi pendataan, rencana aksi daerah tentang kelapa sawit berkelanjutan, hingga jaminan sosial bagi buruh tani sawit.
“Sejauh ini porsinya sesuai PMK 91, porsi maksimal 20% di bidang perkebunan. 80% untuk infrastruktur,” ujar Hendrizal, Selasa, 24 Juni 2025.
Dia pun menyoal porsi dana yang bersumber dari Pungutan Ekspor CPO yang ditetapkan oleh pusat tersebut. Sebab menurutnya jika peruntukan dana lebih difokuskan spesifik pada infratruktur semacam jalan usaha tani, tentu bakal lebih menopang produktivitas hasil perkebunan rakyat.
Sementara itu terkait program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), dimana insentif dana peremajaan sawit kini menjadi Rp 60 per hektar sejak September 2024 lalu. Kadis Perkebunan Provinsi Jambi tersebut menilai belum berdampak signifikan terhadap animo petani untuk ikut PSR.
“Kondisi di daerah beda-beda ya. Untuk petani yang lahannya cuman sedikit, misal cuman 2 ha dia ga akan mau. Karna ketika ditebang mau makan apa sampai 5 tahun. Beda dengan yang punya lahan luas,” katanya.
Adapun untuk tahun 2025, Disbun Provinsi Jambi menargetkan PSR seluas 14.100 hektar. Sebelumnya di tahun 2023 lalu, dari 10 ribu ha target PSR, terealisasi seluas 7800 ha atau sekitar 70% dari target.
“2025 target 14.100. Mestinya tercapai inikan masih proses. Yang lama itu tadi penyiapan status tanah. Itukan minimal 50 ha, anggota kelompok minimal 20. Kita optimislah, kalaupun tidak 100%, 70% mungkin terkejar,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita
NIAGA
Harga TBS Sawit Periode 6 – 12 Juni Turun Tipis

DETAIL.ID, Jambi – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Jambi untuk periode 6 – 12 Juni 2025 mengalami penurunan, Kamis, 5 Juni 2025.
Berdasarkan hasil rapat penetapan harga oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, harga TBS untuk usia tanaman 10 – 20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.287,72 per kilogram, turun Rp 1,09 dari periode sebelumnya.
Penurunan harga juga tercatat secara rata-rata pada seluruh umur tanaman, yaitu sebesar Rp 0,68 per kilogram.
“Harga rata-rata minyak sawit mentah (CPO) pada periode ini tercatat sebesar Rp 13.026,14 per kilogram, sementara harga rata-rata inti sawit mencapai Rp 11.879,60 per kilogram,” kata Kadis Perkebunan Hendrizal, Kamis 5 Juni 2025.
Harga tersebut berdasarkan pada indeks K yang digunakan dalam penetapan harga adalah 94,56 persen.
Reporter: Juan Ambarita
NIAGA
Harga TBS Sawit Provinsi Jambi Turun Periode 16–22 Mei 2025, Berikut Harga CPO dan Kernel

DETAIL.ID, Jambi – Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Bidang PSPHP telah menetapkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk periode 16 hingga 22 Mei 2025.
Hasil rapat yang digelar pada Kamis, 15 Mei 2025 mencatat adanya penurunan harga TBS dibandingkan periode sebelumnya.
“Harga TBS untuk umur tanaman 10–20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.292,77/kg, turun Rp 149,39/kg dari harga pekan lalu. Rata-rata penurunan harga TBS berdasarkan umur tanaman mencapai Rp 136,40/kg,” kata Kabid Sarpas Disbun Provinsi Jambi, Bukri pada Jumat, 16 Mei 2025.
Adapun harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) tercatat sebesar Rp 12.797,50 sementara harga rata-rata inti sawit atau kernel mencapai Rp 12.921,05 dengan indeks K yang digunakan dalam perhitungan harga berada pada angka 94,18%.
Menurut Bukri, penurunan harga TBS disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar global serta turunnya harga minyak nabati lainnya, yang turut memengaruhi harga sawit.
“Penyebab harga turun, permintaan melemah. Minyak nabati lain juga turun,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita