DAERAH  

Anggota DPR RI Komisi XI Minta BPS Wujudkan Satu Data

Satu Data
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai NasDem, Hasbi Ansori (paling kiri) bersama Kepala BPS Provinsi Jambi Dadang Hardiwan dan Kepala BPS Batanghari Maypen Hery meninjau areal persawahan di Simpang Karmeo. (DETAIL/Ardian Faisal)

DETAIL.ID, Batanghari – Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai NasDem, Hasbi Anshory meminta Badan Pusat Statistik (BPS) mewujudkan satu data.

Pernyataan mantan anggota DPD RI periode 2009-2014 ini disampaikan saat mengunjungi areal cetak sawah Simpang Karmeo, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari.

Menurut Hasbi, data BPS benar-benar harus update dan valid. Karena satu-satunya data yang men-support Indonesia adalah BPS. Ini salah satu alasannya turun langsung bersama BPS Provinsi Jambi dan Kabupaten Batanghari.

“Makanya hari ini saya dari Komisi XI turun langsung bersama BPS Provinsi Jambi dan Kabupaten Batanghari. Karena kalau saya hanya mendengar, membaca tanpa melihat langsung, tentu kurang elok sebagai wakil rakyat. Setelah saya melihat langsung, ternyata ini yang dilakukan BPS,” kata Hasbi saat dikonfirmasi detail, Sabtu (28/12/2019).

Baca Juga: Kepala BPS Batanghari: Garis Kemiskinan Penduduk Meningkat

Ia berkata salah satu fungsi DPR adalah anggaran. Selama berada di tengah areal persawahan Karmeo, Hasbi melihat langsung petugas BPS Kabupaten Batanghari bekerja mengumpulkan data.

“Saya lihat petugas masih menggunakan handphone pribadi dalam menjalankan tugas. Bagaimana kalau mereka ada yang tidak punya android,” ujarnya.

Ia minta agar BPS segera melakukan inventarisir peralatan yang kira-kira menjadi kebutuhan agar bisa membuat tugas BPS menjadi lancar.

“Nanti akan saya sampaikan kepada teman-teman di Komisi XI. Kalau satu android Rp5 juta, kalau 10 ribu android kancuma Rp50 miliar. Dana ini tidak terlalu besar untuk menunjang data yang akurat. Ini kan untuk kepentingan negara. Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) satu data. Misalnya untuk regional, kita sudah punya data. Ternyata Jambi tidak perlu lagi dimasukkan beras dari Cianjur,” ucapnya.

 

Reporter: Ardian Faisal

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *