NIAGA
Harga Gula Menggila di Lumbung Pemasok Nasional

DETAIL.ID, Jawa Timur – Sejumlah daerah di Jawa Timur mengalami kelangkaan stok gula pasir. Akibatnya harga gula pasir meroket dari harga normal yang semula Rp12.500 kini sudah melonjak hingga Rp17.000 per kilogram.
Ironisnya, kelangkaan gula ini terjadi di Provinsi Jawa Timur yang notabene adalah salah satu provinsi pemasok gula pasir nasional. Di Jawa Timur ada banyak pabrik gula yang dikelola BUMN seperti PTPN X, XI, XII dan RNI maupun milik swasta.
Kenaikan harga gula ini sudah terpantau di pasar tradisional dalam sepekan terakhir. Terjadi hampir merata di wilayah kabupaten dan kota di Jawa Timur.
“Harga gula terus merangkak naik dari kisaran harga 14.000 per kg di awal tahun, kemudian Rp15.000 sampai Rp16.000 per kg, bahkan di wilayah kabupaten Jember, Jawa Timur harga gula sudah mulai tembus sampai harga Rp17.000 per kg,” ujar Sapto Raharjanto, Ketua DPW Seknas Jokowi Provinsi Jawa Timur kepada detail, Rabu (4/3/2020).
Menurut Sapto, fenomena kenaikan harga gula yang begitu cepat ini sudah mulai menimbulkan keresahan di kalangan para pedagang kecil.
“Saya mendapat keluhan dari pedagang makanan kecil, pengelola warung makan maupun industri makanan dan kue. Mereka yang selama ini sangat membutuhkan bahan baku gula sebagai salah satu bahan dasar utama pada bisnis yang mereka jalani,” ujar Sapto.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical”]
Apabila ditelusuri, kata Sapto, Jawa Timur adalah lumbung gula nasional. “Tetapi mengapa harga gula di Jawa Timur sudah tembus sampai Rp17.000 per kg, saya jadi merasa aneh dan bingung,” ucapnya.
Padahal, menurut Sapto, di Jawa Timur ada banyak pabrik- pabrik gula, baik milik BUMN seperti PTPN X, XI, XII dan RNI maupun milik perusahaan-perusahaan swasta. Dengan banyaknya pabrik gula seperti itu kenapa gula langka dan harga gula sampai Rp15.000 – Rp17.000 per kg, sementara harga eceran tertinggi itu Rp12.500.
Antisipasi Jelang Ramadan
Sapto mengimbau pemerintah pusat maupun provinsi agar mengantisipasi situasi ini. Mengingat musim giling pabrik gula di Jawa Timur bersepakat dimulai setelah Lebaran Idul Fitri 2020.
“Ada kekosongan gula sekitar 4 bulan ke depan di Jawa Timur. Yang paling riskan itu kalau sudah mulai memasuki bulan Ramadan. Ini harus diwaspadai,” kata Sapto.
Menurut Sapto, kelangkaan ini seharusnya bisa diantisipasi jika pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian dan Perdagangan bergerak cepat sejak Januari 2020 lalu dengan mengeluarkan izin impor raw sugar ke perusahaan BUMN PTPN. “Faktanya izin itu belum juga keluar ke BUMN, tapi yang sudah dikeluarkan izin itu malah ke perusahaan swasta,” ujarnya.
Izin impor yang belum dikeluarkan ini berimbas pada langkanya gula di pasaran. Dan dampaknya mengakibatkan harga gula semakin melambung tinggi.
“Apabila izin impor raw sugar ini tidak segera dikeluarkan maka adanya kelangkaan dan tingginya harga gula ini akan terus berlangsung sampai setelah Hari Raya Idul Fitri yang akan datang,” paparnya.
Sehingga, lanjut Sapto, kembali lagi masyarakat yang akan merasakan imbasnya terutama para pelaku UMKM dan industri makanan yang menggunakan gula sebagai salah satu bahan pokok dalam bisnis mereka.
Reporter: Attan Tambun
NIAGA
DBH Sawit Bagi Provinsi Jambi Alami Tren Penurunan Sejak 2023

DETAIL.ID, Jambi – Alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat bagi Provinsi Jambi tercatat mengalami tren penurunan sejak 2023 lalu.
Berdasarkan penjelasan Kadis Perkebunan Provinsi Jambi, Hendrizal, alokasi DBH Sawit untuk Provinsi Jambi senilai Rp 23 M untuk tahun 2025. Lebih kecil dari tahun sebelumnya yakni Rp 33 M. Padahal awalnya di 2023 alokasi dana mencapai Rp 38 M.
Menurut Hendrizal, pasca ditransfer ke kas daerah atau BPKPD duit DBH tersebut bakal diperuntukkan bagi pendataan, rencana aksi daerah tentang kelapa sawit berkelanjutan, hingga jaminan sosial bagi buruh tani sawit.
“Sejauh ini porsinya sesuai PMK 91, porsi maksimal 20% di bidang perkebunan. 80% untuk infrastruktur,” ujar Hendrizal, Selasa, 24 Juni 2025.
Dia pun menyoal porsi dana yang bersumber dari Pungutan Ekspor CPO yang ditetapkan oleh pusat tersebut. Sebab menurutnya jika peruntukan dana lebih difokuskan spesifik pada infratruktur semacam jalan usaha tani, tentu bakal lebih menopang produktivitas hasil perkebunan rakyat.
Sementara itu terkait program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), dimana insentif dana peremajaan sawit kini menjadi Rp 60 per hektar sejak September 2024 lalu. Kadis Perkebunan Provinsi Jambi tersebut menilai belum berdampak signifikan terhadap animo petani untuk ikut PSR.
“Kondisi di daerah beda-beda ya. Untuk petani yang lahannya cuman sedikit, misal cuman 2 ha dia ga akan mau. Karna ketika ditebang mau makan apa sampai 5 tahun. Beda dengan yang punya lahan luas,” katanya.
Adapun untuk tahun 2025, Disbun Provinsi Jambi menargetkan PSR seluas 14.100 hektar. Sebelumnya di tahun 2023 lalu, dari 10 ribu ha target PSR, terealisasi seluas 7800 ha atau sekitar 70% dari target.
“2025 target 14.100. Mestinya tercapai inikan masih proses. Yang lama itu tadi penyiapan status tanah. Itukan minimal 50 ha, anggota kelompok minimal 20. Kita optimislah, kalaupun tidak 100%, 70% mungkin terkejar,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita
NIAGA
Harga TBS Sawit Periode 6 – 12 Juni Turun Tipis

DETAIL.ID, Jambi – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Jambi untuk periode 6 – 12 Juni 2025 mengalami penurunan, Kamis, 5 Juni 2025.
Berdasarkan hasil rapat penetapan harga oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, harga TBS untuk usia tanaman 10 – 20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.287,72 per kilogram, turun Rp 1,09 dari periode sebelumnya.
Penurunan harga juga tercatat secara rata-rata pada seluruh umur tanaman, yaitu sebesar Rp 0,68 per kilogram.
“Harga rata-rata minyak sawit mentah (CPO) pada periode ini tercatat sebesar Rp 13.026,14 per kilogram, sementara harga rata-rata inti sawit mencapai Rp 11.879,60 per kilogram,” kata Kadis Perkebunan Hendrizal, Kamis 5 Juni 2025.
Harga tersebut berdasarkan pada indeks K yang digunakan dalam penetapan harga adalah 94,56 persen.
Reporter: Juan Ambarita
NIAGA
Harga TBS Sawit Provinsi Jambi Turun Periode 16–22 Mei 2025, Berikut Harga CPO dan Kernel

DETAIL.ID, Jambi – Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Bidang PSPHP telah menetapkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk periode 16 hingga 22 Mei 2025.
Hasil rapat yang digelar pada Kamis, 15 Mei 2025 mencatat adanya penurunan harga TBS dibandingkan periode sebelumnya.
“Harga TBS untuk umur tanaman 10–20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.292,77/kg, turun Rp 149,39/kg dari harga pekan lalu. Rata-rata penurunan harga TBS berdasarkan umur tanaman mencapai Rp 136,40/kg,” kata Kabid Sarpas Disbun Provinsi Jambi, Bukri pada Jumat, 16 Mei 2025.
Adapun harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) tercatat sebesar Rp 12.797,50 sementara harga rata-rata inti sawit atau kernel mencapai Rp 12.921,05 dengan indeks K yang digunakan dalam perhitungan harga berada pada angka 94,18%.
Menurut Bukri, penurunan harga TBS disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar global serta turunnya harga minyak nabati lainnya, yang turut memengaruhi harga sawit.
“Penyebab harga turun, permintaan melemah. Minyak nabati lain juga turun,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita