DETAIL.ID, Merangin – Suku anak dalam (SAD) yang mendiami Desa Lantak Seribu, Kecamatan Renah Pamenang, Kabupaten Merangin, makin sulit menemukan binatang buruan babi hutan yang biasanya mudah didapatkan SAD.
Seperti yang disampaikan Nyarukup warga SAD, bahwa dirinya dan kelompoknya makin susah mencari hewan buruan.
“Sangat susah mencari babi hutan, apalagi populasi babi hutan juga jauh menurun. Kadang tak pernah dapat hasil buruan meski seharian kita mencarinya,” ungkap Nyarukup.
Menurutnya, penyebab langkanya babi hutan, disebabkan lahan banyak yang berubah fungsi. Sehingga, akhir-akhir ini banyak babi hutan yang mati di pinggir sungai.
“Kami juga heran dengan banyaknya babi yang mati di pinggir sungai, dan kami terpaksa mencari sisa buah sawit yang dipanen petani untuk kami jual dengan mendapatkan uang dan membeli beras demi bertahan hidup,” ujarnya lagi.
Selama ini warga SAD bergantung pada hasil buruan di hutan. Tetapi karena makin sulit mencari, maka apa yang didapat dari berburu seperti biawak, kera kebun juga dikonsumsinya.
“Dari pada tidak dapat babi hutan, maka apa saja yang kami dapat ya kami bawa pulang untuk dikonsumsi keluarg. Kalau hanya mengandalkan hasil mencari sisa buah sawit, kami hanya mampu mengumpulkan uang setiap harinya tak lebih 50 ribu saja,” ucapnya singkat.
Reporter: Daryanto
Discussion about this post