Ribka Tjiptaning: Bisnis Kesehatan Paling Enak, Bill Gates Cuan Rp 2.864 triliun!

Kolase Vaksin/Vaksinasi. ist
Kolase Vaksin/Vaksinasi. ist

Salah Satu Pemain Besar Vaksin Dunia yaitu MERCK

Pada tahun 2016, CNN Indonesia pernah menayangkan video mengenai bisnis vaksin.

Vaksin tidak melulu soal kesehatan. Ada uang ada vaksin. Ada bisnis besar di balik sebaran vaksin di seluruh dunia termasuk Indonesia. Siapa pemain utama bisnis vaksin?

Pada video tersebut, salah satu pemain besar vaksin dunia adalah MERCK. selain masalah bisnis vaksin, detail menemukan sebuah artikel tahun 2011 yang menulis pengakuan dari kepala divisi vaksin MERCK yaitu Dr Julie Gerberding pada masanya.

“CDC Amerika Serikat, pengawas vaksin, secara terbuka mengakui bahwa banyak dipublikasikan studi tahun 2003 yang menyangkal adanya hubungan antara vaksin dan autisme adalah cacat. Kepala CDC Dr Julie Gerberding (sekarang kepala Divisi Vaksin dari Merck) telah mengaku kepada media (CNN) bahwa vaksin dapat menyebabkan “autisme seperti gejala-gejalanya”. Epidemi autisme ditemukan di semua negara yang telah di vaksinasi massal.” dikutip dari artikel rense.com yang membahas tentang 50 Reasons To Protect Infants From Vaccines pada poin ke-13.

Artikel tersebut dibuat saat terjadinya Epidemi autisme yang disebabkan kandungan berbahaya pada vaksin bayi pada saat itu, meski dikatakan bahwa merkuri dalam vaksin saat itu adalah etil merkuri dan bukan metil merkuri dan tidak berbahaya namun etil merkuri merupakan toksin industri dan 1000 kali lebih beracun daripada metil merkuri biasanya. Etil merkuri diserap ke dalam tubuh lebih cepat daripada metil merkuri dan merkuri anorganik mengkonversi menjadi yang cenderung menjadi fixture permanen di otak.

dalam artikel tersebut juga tertulis “Vaksinasi, menjadi program medis massa yang diterima tanpa pertanyaan, menjadi peluncuran sempurna untuk bio terorisme. Negara-negara yang kuat dapat menyebar epidemi mematikan dengan hanya mencemari vaksin dengan agen senjata bio. Amerika Serikat telah menyerahkan penelitian vaksin untuk unit penelitian bioterorisme disebut Barda yang berfungsi di bawah Pentagon. Sebuah peringatan untuk efek ini telah terdengar oleh Wakil Presiden IAP dalam sebuah surat kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan di India.” dikutip dari artikel rense.com yang membahas tentang 50 Reasons To Protect Infants From Vaccines pada poin ke-45.

Sempat Bantah Mengandung Tripsin Babi

Dilansir Tribunnews.com, pihak AsrtraZeneca sendiri pun memberikan penjelasannya terakait berita yang beredar.

Pihaknya menyebut bahwa vaskin Covid-19 miliknya layak digunakan oleh para muslim.

Hal itu lantaran vaksin buatannya tidak mengandung unsur hewani sama sekali, apalagi mengandung tripsin babi.

“Semua vaksin, termasuk Vaksin Covid-19 AstraZeneca, merupakan bagian penting dalam menanggulangi pandemi Covid-19 agar dapat memulihkan keadaan di Indonesia secepatnya,” ucap pihak perusahaan.

Vaksin buatan AstraZeneca yang disebut juga dengan vaksin AZ tersebut, diklaim haram oleh pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI). namun, MUI menyebut tetap memperbolehkan penggunaan vaksin AZ di kondisi sekarang ini bagi umat Islam, berdasarkan kajian fikih.

Hal tersebut disampaikan oleh ketua MUI bidang Fatwa, Asrorun Ni’am pada konferensi pers pada Jumat, 19 Maret 2021.

“Vaksin covid-19 yang diproduksi oleh Astra Zeneca ini hukumnya haram karena dalam tahapan produksinya memanfaatkan lipsin yang mengandung babi. Walau demikian, penggunaan vaksin covid-19 produksi AstraZeneca saat ini hukumnya dibolehkan,” kata ketua MUI bidang Fatwa, Asrorun Ni’am pada konferensi pers Jumat, 19 Maret 2021.

MUI juga memastikan adanya jaminan keamanan penggunaan vaksin AZ oleh pemerintah.

Asrorun Ni’am mengatakan bahwa MUI akan terus mendorong pemerintah dalam mengupayakan ketersedian vaksin Covid-19 yang halal dan suci.

Cuan Dari Bisnis Vaksin

Miliarder dan Pendiri Microsoft, Bill Gates mengungkapkan berinvestasi di dunia kesehatan khususnya dalam pengadaan vaksin sangat menguntungkan. Dari bisnis ini, Gates menyebut keuntungannya mencapai US$ 200 miliar atau setara Rp 2.864 triliun.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *