DETAIL.ID, Niaga – Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencapai level penutupan tertinggi sepanjang masa hari ini, Kamis 13 Oktober 2022, yakni 9.450 per lembar saham, setelah sempat terpuruk di titik terendah Rp 3.760 per lembar saham pada 15 Mei 2020, ketika pandemi Covid-19 mulai mengguncang Indonesia.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengklaim pencapaian tersebut tak terlepas dari konsistensi perbaikan bisnis dan transformasi yang dilakukan Perseroan dalam kurun tiga tahun terakhir. “Posisi tersebut (harga saham9.450) naik 34,2% dari harga saham pada penutupan perdagangan awal tahun 2022 sebesar Rp 7.025,” kata Darmawan dalam keterangan tertulis, Kamis 13 Oktober 2022.
Mengutip data Ipotnews, harga saham BMRI ditutup pada level 6.325 pada penutupan 30 Desember 2022. Kemudian pada penutupan 30 Desember 2021, harga saham BMRI ditutup pada level 7.025,11, menguat 11,07% secara yoy. Terakhir pada Kamis 13 Oktober 2022, harga saham BMRI ditutup pada level 9.475, menguat 34,88% secara ytd.
Konsistensi tersebut diwujudkan pula lewat torehan kinerja yang solid. Tercatat, hingga akhir Agustus 2022 Bank Mandiri secara bank only telah berhasil membukukan kredit sebesar Rp 887,33 triliun atau tumbuh 9,89% secara year on year (YoY), selaras dengan iklim ekonomi yang positif.
Sebagai salah satu bank yang fokus pada pengembangan bisnis ke segmen wholesale, laju kredit Bank Mandiri juga diikuti oleh perbaikan kinerja dari sisi wholesale banking. Tercermin dari kredit wholesale banking Bank Mandiri berhasil mencatatkan pertumbuhan hingga 8,36% YoY di akhir Agustus 2022.
Pencapaian ini juga menjadi pemantik Bank Mandiri untuk konsisten mendorong ekspansi bisnis wholesale banking yang menjadi karakteristik bisnis perseroan. “Kami memandang tren pertumbuhan ini sebagai sinyal positif bahwa permintaan masih ada dan diharapkan akan terus meningkat. Namun, kami akan tetap waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” ujar Darmawan.
Pertumbuhan kredit tersebut juga selaras dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) per Agustus 2022 yang mencapai 11,10% YoY menjadi Rp 1.036,65 triliun secara bank only, didorong oleh peningkatan dana murah secara bank only yang mencapai Rp 780,5 triliun atau tumbuh sebesar 14,81% YoY dengan komposisi dana murah mencapai 75,29%.
Pertumbuhan dana murah Bank Mandiri juga tak lepas dari hadirnya dua layanan digital Bank Mandiri, yaitu super app Livin’ by Mandiri yang menghadirkan solusi berbagai transaksi dan gaya hidup nasabah serta super platform Kopra by Mandiri yang menyediakan solusi ekosistem bisnis nasabah dari hulu ke hilir.
Di samping itu, untuk mewujudkan layanan yang menyeluruh, bank berlogo pita emas ini juga terus mempertajam sinergi anak perusahaan untuk menciptakan ekosistem bisnis Mandiri Group yang terintegrasi. “Tujuan utama transformasi bisnis ini adalah agar Bank Mandiri dapat terus memberikan nilai lebih bagi nasabah di seluruh segmen, dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian yang dapat dirasakan oleh masyarakat,” kata Darmawan.
Tidak hanya dari sisi kinerja, sebagai bank BUMN , Bank Mandiri berkomitmen untuk mewujudkan aspirasi perusahaan menjadi Urban Lokomotif lewat beragam program dukungan pertumbuhan ekonomi kerakyatan di wilayah perkotaan sekaligus menjadi perpanjangan tangan Pemerintah dalam memberdayakan masyarakat serta mempercepat inklusi keuangan di Indonesia.
Salah satu implementasi komitmen tersebut adalah Program Livin’ Pasar yang berfokus untuk menyejahterakan masyarakat melalui berbagai inisiatif digital untuk mendorong peningkatan transaksi non tunai masyarakat. Program ini juga merupakan bentuk sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Regulator dan Bank Mandiri untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat khususnya pelaku UMKM .
“Kami berharap dengan adanya digitalisasi pasar ini, transaksi non tunai terus meningkat sehingga dapat secara langsung mempermudah kebutuhan pembayaran masyarakat dan tentunya turut mendorong tingkat inklusi keuangan di Indonesia,” ucap Darmawan.
Discussion about this post