Bahlil menyampaikan perbankan nasional hanya mau membiayai pembangunan smelter jikalau mempunyai modal inti alias ekuitas di atas 30 persen sampai 40 persen.
Sementara, untuk membangun satu line smelter investasi yang dibutuhkan yakni sekitar US$250 juta sampai US$300 juta. Jika ditotal RI butuh investasi di atas US$1 miliar untuk membangun empat line smelter.
“Ini problem besar, dan aku telah ngomong berkali-kali, kalau ini nggak berganti, sampai ayam punya gigi, wajah kaya saya, Pak Sarmuji, Pak Demer gak akan punya smelter di republik ini,” kata Bahlil dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Rabu, 14 Desember 2022.
Oleh alasannya itu, Bahlil tidak heran saat ini smelter di Indonesia hanya dimiliki oleh asing. Menurutnya hanya mereka yang mempunyai dana dan berinvestasi di Tanah Air.
Jusuf Kalla (JK) sempat mengkritisi smelter di Tanah Air yang masih dikelola China. Ia pun menyampaikan Kalla Group tengah membangun smelter nikel sendiri dan akan dikelola oleh anak negeri serta pekerjanya yaitu warga sekitar.
“Kita membuatsmelter, kita mencar ilmu sendiri, InsyaAllah tahun depan smelter pertama milik nasional akan beroperasi,” kata JK sementara waktu lalu.
Ia menuturkan smelter yang sedang dibangun itu pun akan mengandalkan tenaga air alih-alih watu bara. Ia menekankan smelter produksi Indonesia mesti bersumber dari energi higienis.
Mengutip data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pembangunan smelter di Indonesia berdasarkan hasil capaian kinerja 2020 ada 19 smelter. Sedangkan planning capaian kerja sampai 2024 ada 53 smelter.
Rincian 19 smelter yang sudah eksisting di Indonesia, antara lain 13 smelter nikel, 2 bauksit, 1 besi, 2 tembaga, dan 1 mangan.
Sementara itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif sempat merinci progres pembangunan proyek smelter tembaga baru PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur. Per akhir Juni 2022, pembangunan telah mencapai 34,9 persen.
Di segi lain, pemerintah merilis 13 Proyek Strategis Nasional (PSN) baru pada Agustus 2022. Di dalamnya ada tiga proyek smelter.
Ada Proyek Pengembangan Smelter Terintegrasi PT Vale Indonesia di Bahodopi (Sulawesi Tengah), Proyek Pengembangan Smelter Terintegrasi PT Vale Indonesia di Pomala (Sulawesi Tenggara), dan Smelter Nikel Baterai Listrik di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Pengembangan proyek smelter tersebut dikerjakan untuk mendukung industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.