Usai sukses menyingkirkan Portugal di perempat tamat Sabtu lalu, Bounou merayakan kemenangan tersebut bareng sang buah hati di dalam lapangan.
Sebuah video antara Yassine Bounou dan balitanya tersebut, Isaac pun menjadi viral di media umum. Dalam klip itu, penjaga gawang Sevilla tersebut sedang bermain bareng putranya usai pertarungan Piala Dunia melawan Portugal.
Isaac diberikan sarung tangan yang digunakan Bounou, suatu sarung tangan yang bikin Bounou moncer belum kebobolan lawan di Piala Dunia 2022. Dalam video tersebut, nampak sang ayah seolah melatih anaknya menjadi penjaga gawang jago.
Aksi Bounou menambah aksi epik sisi lain yang dibawa Maroko di Qatar. Aksi para pemain Maroko dinilai menenteng keharuan tentang kebersamaan keluarga, di tengah pikuk Piala Dunia yang lekat dengan pesta dan hura-hura.
Maroko tak cuma dianggap sebagai keterwakilan Arab di Piala Dunia, tapi juga eksistensi panji dan pemikiran Islam di pentas sepak bola tertinggi di jagat raya.
Magis Maroko terjadi usai kebijakan federasi yang menjinjing serta doa-doa keluarga para pemain ke pinggir lapangan secara eksklusif. Kehangatan keluarga jadi salah satu argumentasi keganasan Maroko di Piala Dunia 2022 sejauh ini.
Pelatih Walid Regragui dan Federasi Sepak Bola Maroko setuju bahwa para pemain dari skuad yang tampil di Piala Dunia 2022 berhak menentukan anggota keluarga tersayang untuk berpartisipasi ke Qatar.
Sejak awal, Regragui memang ingin pendekatan keluarga jadi salah satu tulang punggung kekuatan Maroko.
“Keberhasilan kami tak lepas dari setiap doa yang diberikan oleh para ibu mereka [pemain],” ucap Regragui.