DETAIL.ID, Merangin – Dugaan pembalakan di Taman Nasional Bukit 12 dan Taman Nasional Bukit 30 yang terjadi semenjak lama, memicu keprihatinan dan mengancam keberadaan orang rimba yang mendiami taman nasional tersebut. Apalagi hutan bagi orang rimba adalah rumah bagi mereka.
Apalagi selama ini aktivitas pembalakan liar selalu dibawa melalui jalur darat dengan menggunakan truk tronton yang lewat dari Kecamatan Tabir Timur, hingga keluar ke Jalan Lintas Sumatera.
Bahkan yang lebih miris, dda dugaan keterlibatan oknum aparat keamanan untuk melancarkan pengangkutan kayu log yang diduga hasil pembalakan liar di taman nasional.
Hal ini juga menjadi sorotan para aktivis Yayasan Prang Rimbo Kito (ORIK). Bahkan selama melakukan pendampingan sudah menyoroti aktivitas pembalakan kayu ilegal di kawasan Taman Nasional Bukit 12.
“Untuk ilegal logging, kita dari Yayasan Orang Rimbo Kito (ORIK) yang fokus terhadap pendamping Suku Anak Dalam di wilayah Kabupaten Tebo, telah beberapa kali menyoroti aktivitas ilegal tersebut. Terutama ilegal logging di wilayah TNBD yang notabene merupakan wilayah hidup SAD,” kata Ahmad Firdaus, Ketua Yayasan ORIK pada Selasa, 17 Desember 2024.
Bahkan yayasan ORIK pernah melakukan pendampingan dan melaporkan kepada pihak kepolisian untuk meminta agar dilakukan penindakan hukum.
“Bahkan kita pernah mendampingi Depati dan Temenggung ke Polres Tebo untuk melaporkan langsung aktivis ilegal logging yang merambah hutan SAD. Sayangnya, sampai sekarang aktivitas tersebut masih berlangsung. Kita dari Yayasan ORIK berharap pihak Aparat Penegak Hukum (APH) segera menindak tegas aktivis tersebut,” ujarnya lagi.
Terkait dengan pengangkutan kayu ilegal logging yang setiap hari dibawa menggunakan truk tronton di wilayah Merangin, Ahmad Firdaus meminta agar Polda Jambi bisa turun ke lapangan untuk melakukan penindakan
“Saya kira Polda Jambi wajib turun. Jangan sampai kegiatan ilegal logging yang pengangkutan melewati wilayah Merangin, hanya dibiarkan saja. Ini bisa mengancam wilayah hidup Suku Anak Dalam,” tuturnya.
Reporter: Daryanto