DETAIL.ID, Jakarta – Peneliti bidang kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Joddy Arya Laksmono menyatakan penyemprotan disinfektan untuk memutus penularan virus corona harus mengikuti standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurutnya, kesalahan komposisi disinfektan berbahaya bagi kesehatan manusia.
“Penggunaan bahan disinfektan tetap kita mengacu kepada anjuran dari WHO. Ada beberapa bahan kimia yang dapat digunakan sebagai zat aktif disinfektan,” ujar Joddy seperti dilansir CNNIndonesia.com, Kamis (2/4/2020).
Joddy menuturkan ada sejumlah bahan aktif untuk disinfektan sebagaimana yang dianjurkan WHO, yakni etanol, sodium hipoklorit, dan H2O2. Terdapat pula sejumlah bahan-bahan aktif disinfektan yang dapat digunakan.
Namun, Joddy mengingatkan semua bahan itu tidak boleh dicampurkan dalam satu wadah. Pencampuran, kata dia, tidak akan meningkatkan daya disinfektan.
“Namun senyawa kimianya akan berubah membentuk senyawa kimia lainnya yang tentunya akan memberikan efek tidak baik pada tubuh,” ujarnya.
Khusus sodium hipoklorit, Joddy menuturkan biasanya terdapat dalam bahan pemutih pakaian. Sesuai dengan anjuran dari WHO, dia berkata konsentrasi sodium hipoklorit yang diperkenankan untuk disinfektan adalah maksimum 1 persen atau pengenceran 1 bagian sodium hipoklorit dengan 100 bagian air.
“Menurut hasil laju uji antimikroba dari senyawa sodium hipoklorit minimum adalah 0,05 persen dengan lamanya kontak adalah 10 detik,” ujar Joddy.
Discussion about this post