DETAIL.ID, Jakarta – Winda kebingungan, saat mengetahui saldo dalam rekeningnya hanya bersisa Rp 600 Ribu. Tabungan lenyap. Tabungannya yang bernilai milyaran tersebut lenyap begitu saja.
Winda D Lunardi alias Winda Earl merupakan pemain e-sport, Mobile Legends. Tergabung dalam EVOS Ladies Mobile Legends.
Winda melaporkan kasus uang tabungan miliknya yang lenyap di salah satu bank swasta dengan nominal mencapai Rp 20 miliar.
Ia mengaku telah menyambangi Bareskrim Polri sejak Mei 2020 lalu untuk membuat aduan dugaan kejahatan perbankan.
Tersangka Ditetapkan
Polisi kemudian menetapkan Kepala Cabang Bank Maybank Cipulir, Kebayoran Arcade berinisial A sebagai tersangka kasus hilangnya uang tabungan Rp 20 miliar milik atlet e-sport, Winda D Lunardi alias Winda Earl.
“Perkembangan perkara saat ini sedang dalam proses penyidikan dan telah menetapkan tersangka atas nama A selaku kepala cabang Cipulir Maybank,” tutur Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Helmy Santika saat dikonfirmasi, Jumat 6Â November 2020 seperti dihimpun dari liputan6.
Menurut Helmy, penyidik kini tengah menelusuri aset dan aliran dana yang digunakan oleh tersangka. Termasuk penerima aliran dana hasil dugaan tindak kejahatan tersebut.
“Penyidik akan melakukan penyitaan terhadap aset berupa mobil, tanah, dan bangunan. Dan masih menelusuri aset-aset yang lainnya,” kata Helmy.
Atlet e-sport, Winda D Lunardi alias Winda Earl melaporkan kasus uang tabungan hilang di salah satu bank swasta dengan nominal mencapai Rp 20 miliar. Gamers itu mengaku telah menyambangi Bareskrim Polri pada Mei 2020 untuk membuat aduan dugaan kejahatan perbankan.
Laporan tersebut diterima pada 8 Mei 2020 dengan Nomor LP/B/0239/V/2020/Bareskrim. Adapun terlapor adalah PT Bank Maybank Indonesia dan Kepala Cabang Bank Maybank Kebayoran Arcade berinisial A.
Ingin Uang Kembali
“Saya ingin uang saya kembali, itu uang hak saya. Karena bagi saya itu uang besar. Ini tabungan masa depan,” tutur Winda dalam keterangannya, Kamis 5 November 2020.
Kuasa Hukum Winda, Joey Pattinasarany mengatakan, kliennya telah menabung di swasta tersebut sejak 2015. Hingga 2020, uang yang ada di dua rekening berbeda seharusnya mencapai Rp 20 miliar.
“Dengan rincian Winda Rp 15 miliar, ibunya Rp 5 miliar,” jelas Joey.
Hal tersebut diketahui saat sang ibu bermaksud melakukan penarikan uang pada Februari 2020. Namun tidak dapat dilakukan dengan alasan saldo tidak mencukupi.
“Pas dicek, rekening ibunya tinggal Rp 17 juta. Rekening Winda cuma sisa Rp 600 ribu,” katanya.
Korban telah berupaya meminta kejelasan kasus tersebut dengan mendatangi dan membuat laporan resmi di kantor bank swasta itu pada Febuari dan Maret 2020. Namun hingga saat ini dari pihak bank tidak kunjung menunjukkan itikad baik.
“Ibu Floletta minta ketemu Direksi Maybank bahas pengembalian uang tapi tidak ada respon. Pertama ditanggapi. Kedua, malah dibalas dengan surat yang isinya permasalahan sudah selesai. Statusnya laporan dari penyelidikan naik ke penyidikan per Oktober 2020,” Joey menandaskan.
Discussion about this post