DETAIL.ID, Jambi – Rumah beserta pekarangan warga Kota Jambi bernama Asril Sikumbang yang terletak di Jl. Raden Mattaer, Kelurahan Raja Wali, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi terancam oleh proyek pembangunan milik Pemerintah Kota Jambi.
Puluhan pohon buah-buahan yang dulunya tumbuh untuk mendukung kebutuhan ekonomi sehari-hari keluarga sekarang tak tampak lagi kecuali beberapa tunggul sisa dari penebangan semenjak tahun 2020 lalu akibat penggusuran rumah yang dilakukan secara sepihak oleh Pemerintah Kota Jambi. Namun, Asril bersama keluarga tetap berjuang mempertahankan rumah dan pekaranggannya yang sudah ditempati semenjak tahun 1925.
Sebelumnya, pada 1995 Asril hidup dengan membuka Warung Nasi untuk melayani para perawat dan pasien DKT. Setelah sekian lama berjuang dengan penuh konsistensi dan kesabaran yang tinggi, cita rasa nasi goreng buatannya mampu memikat konsumen, berjualan nasi goreng menjadi sumber penghasilan dan penopang hidup bagi
keluarganya hingga kini, setidaknya sebelum proyek pemerintah Kota Jambi merenggut kehidupannya .
Kini tepat di lokasi rumah dan lahan milik Asril sedang dilakukan pembangunan proyek pagar besi yang didanai APBD Kota Jambi. Akibat dari pembangunan tersebut, Asril beserta keluarga yang bertempat tingal disana sejak 94 tahun silam terancam tidak memiliki akses jalan untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Asril yang biasa berjualan nasi goreng di depan RS DKT Kota Jambi terpaksa terhenti karena armada yang biasa digunakan tertutup pembangunan proyek pagar besi tersebut.
“Kami sekeluarga sudah lamo di siko. Kalo mau jualan, di siko la kami lewat. Sejak ditutup jalan kami satu-satunya kami dak biso jualan lagi,” kata Asril, Selasa 21 Desember 2021.
Sementara itu, Fandi salah seorang kerabat Asril mengatakan bahwa Asril hanya terdiam saya ketika rumah yang ditinggalinya didatangi oleh beberapa aparat saat hendak memasang pagar beton. Bahkan, menurut Fandi pemagaran berlangsung tanpa ada komunikasi dari pihak pemerintah kota Jambi terhadap warganya yang merupakan pemilik sah dari rumah dan lahan tersebut.
“Bapak Asril hanya terdiam saja ketika Babinsa dan Babinkamtibmas datang mengamankan pemagaran rumahnya itu. Ya mungkin karna dia sadar ga bisa melawan penguasa. Hanya dikasih jalan kecil, sehingga kendaraan yang biasa dipakai pak Asril untuk keluar berjualan nasi goreng tak bisa keluar,” kata Fandi, Selasa, 22 Desember 2021.
Reporter: Juan Ambarita
Discussion about this post