DETAIL.ID, Jambi – Harga jual tandan buah segar kelapa sawit melemah dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi itu akhirnya membuat banyak petani menjerit. Harga sawit yang mengalami penurunan merugikan banyak petani sawit, khususnya di Provinsi Jambi.
Namun, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Prof. Dr. Ir. Dompak Mt Napitupulu, M.Sc. mengatakan jika harga sawit masih di atas Rp. 600 per kilogram, petani masih diuntungkan. Hal itu karena break event point (BEP) tandan buah segar kelapa sawit adalah Rp. 600 per kilogram.
“Banyak yang telah menghitung break event point TBS ini. Nilainya masih Rp. 600 per kilogram. Artinya kalau harga TBS di atas Rp. 600 per kilogram, sebenarnya petani masih untung,” ujar Dompak Napitupulu pada Kamis 19 Mei 2022.
Break even point (BEP) adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk operasi produksi bisa ditutupi oleh pendapatan dari penjualan produk. Istilah populernya adalah titik impas/balik modal.
Ia menambahkan petani belum bisa memanfaatkan keuntungan yang mereka peroleh dengan baik. Ketika harga sawit mahal, banyak petani yang membeli barang mewah bahkan kredit.
“Sekarang ketika petani untung besar saat harga sawit mencapai Rp 4 ribu. Banyak petani mikir akan jangka panjang. Akhirnya mereka belanja banyak barang mewah baik cash atau kredit. Nah, tiba harga sawit turun, mereka tidak mampu bayar kredit,” kata Dompak Napitupulu.
Sebagai dosen, Ia berharap agar petani dapat mengubah mindsetnya. Petani harus bisa memanfaatkan keuntungan yang di peroleh. Pengalaman ini bisa menjadi pelajaran agar kedepan petani bisa melakukan investasi produktif dan mengurangi investasi konsutif seperti beli rumah, beli mobil dan sebagainya.
“ini merupakan salah satu edukasi suapaya petani sadar harga sawit bisa turun. Saat untung besar, melakukan investasi produktif. Misalnya membeli teknologi agar produksi lebih tinggi, perluasan lahan, atau menambah usaha lain yang bisa produktif seperti berdagang dan jasa,” ujar Dompak Napitupulu.
Ia menambahkan peran pemerintah juga sangat penting dalam mengedukasi petani. Dosen Fakultas Pertanian UNJA ini menilai saat ini pemerintah sangat kurang dalam memberikan edukasi kepada petani.
“Pemerintah harus kasih edukasi. Caranya bukan hanya ngomong, tapi tunjukkan juga jalannya,” kata Dompak Napitupulu.
Reporter: Frangki Pasaribu
Discussion about this post