Ia menyampaikan kalau industri kendaraan listrik berkembang, maka pendapatan negara dan lapangan pekerjaan bisa bertambah.
“Kalau (industri kendaraan listrik) meningkat , berkembang, pajak niscaya meningkat, PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) niscaya bertambah, dan yang paling penting membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya karena akan mendorong industri pendukung lainnya,” katanya dalam pertemuan pers, Rabu, 21 Desember 2022.
Jokowi mengatakan planning subsidi kendaraan listrik diberikan dengan memikirkan kalkulasi, kajian, serta mempelajari negara lain khususnya Eropa yang telah lebih dulu melaksanakan kebijakan tersebut. Hampir semua negara disebut telah memberlakukan subsidi kendaraan listrik.
Dalam hal ini, Jokowi mengatakan subsidi untuk transportasi umum listrik yang produksinya di dalam negeri akan mendapatkan jumlah yang berbeda.
“Nanti jika hitung-hitungannya sudah selesai, keputusan ini selesai betul, gres akan kita sampaikan,” ujarnya.
Pada potensi yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto menerangkan subsidi diberikan untuk berbagi pasar kendaraan listrik sehingga jumlah mobil listrik bisa meraih sekurang-kurangnya 20 persen atau 400 ribu unit pada 2025.
“Insentif kita berikan dalam rupiah tertentu, ini sedang bicara dengan Menteri Keuangan nilainya Rp 5 triliun, nanti dibagi kendaraan beroda empat berapa, motor berapa, bus akan kita pikirkan juga,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang menuturkan pemerintah sudah mempersiapkan sketsa subsidi Rp 80 juta untuk pembelian kendaraan beroda empat listrik gres dan Rp 40 juta untuk mobil hybrid.
Sementara, untuk subsidi pembelian motor listrik gres disiapkan sebesar Rp 8 juta dan motor konversi bakal mendapatkan subsidi Rp 5 juta.